Puan Perintahkan Komisi I DPR Panggil Panglima TNI Terkait Insiden Ledakan di Garut

Oleh: Ahda Bayhaqi
Kamis, 15 Mei 2025 | 19:35 WIB
Ketua DPR Puan Maharani memimpin idang konferensi Persatuan Parlemen negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) (BeritaNasional/istimewa)
Ketua DPR Puan Maharani memimpin idang konferensi Persatuan Parlemen negara-negara yang tergabung dalam Organisasi Kerjasama Islam (OKI) (BeritaNasional/istimewa)

BeritaNasional.com -  Ketua DPR RI, Puan Maharani, meminta Komisi I DPR RI segera memanggil Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto, terkait insiden ledakan saat pemusnahan amunisi di Garut, Jawa Barat, yang menewaskan 13 orang.

Puan menegaskan bahwa seluruh pihak yang bertanggung jawab atas peristiwa tersebut perlu dimintai keterangan secara resmi.

"Komisi I harus bisa memanggil Panglima, Danrem, dan jajaran yang pada saat kejadian terlibat dan kemudian bertanggung jawab sehingga terjadi kejadian seperti itu," kata Puan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Kamis (15/5/2025).

Ia juga mendorong agar dilakukan evaluasi menyeluruh agar peristiwa serupa tidak terulang, apalagi sampai melibatkan korban dari masyarakat sipil.

"Yang pertama, jangan sampai terjadi hal seperti itu. Harus dievaluasi kenapa itu terjadi dan lain kali jangan sampai kemudian melibatkan masyarakat sipil," ujarnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad), Brigjen Wahyu Yudhayana, menjelaskan bahwa jumlah korban diketahui setelah petugas melakukan penyisiran di lokasi ledakan. Insiden tersebut terjadi ketika petugas sedang menyusun detonator peledak.

“Secara tiba-tiba terjadi ledakan dari dalam lubang yang mengakibatkan 13 orang meninggal dunia,” kata Wahyu dalam keterangannya.

Dari 13 korban tewas, empat di antaranya adalah prajurit TNI. Mereka adalah:

  • Kolonel Antonius Hermawan (Kepala Seksi Administrasi Pergudangan, Gudang Pusat Munisi 3 Pusat Peralatan TNI AD),
  • Mayor Anda Rohanda,
  • Kopda Eri Dwi Priambodo, dan
  • Pratu Aprio Setiawan.

Sementara sembilan korban lainnya berasal dari masyarakat sipil, yakni:sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: