Hari Kebangkitan Nasional 2025: Momentum Bangun Kesadaran Jaga Persatuan Indonesia

Oleh: Tim Redaksi
Selasa, 20 Mei 2025 | 16:30 WIB
Logo Hari Kebangkitan Nasional ke-117. (Foto/Komdigi)
Logo Hari Kebangkitan Nasional ke-117. (Foto/Komdigi)

BeritaNasional.com - Hari Kebangkitan Nasional merupakan hasil dari seluruh pergerakan nasional di Indonesia yang didasarkan pada keinginan bersama untuk menghapus penjajahan dari muka bumi.

Karena itu, dalam Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) yang diperingati setiap 20 Mei, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Haedar Nashir mengajak seluruh elemen bangsa Indonesia turut membangkitkan kesadaran kolektif menjaga persatuan, merawat, dan memajukan Indonesia.

Dilansir dari laman resmi Muhammadiyah pada Selasa (20/5/2025), Harkitnas, menurut Haedar, mengandung pelajaran bagi anak bangsa.

Yaitu, perbedaan yang disatukan dalam keinginan yang sama untuk menghapus penjajahan melalui gerakan yang terorganisasi

“Para tokoh itu meskipun dari berbagai latar ideologi yang berbeda, mereka dengan jiwa besar menyatukan spirit pergerakannya,” tuturnya pada Selasa (20/5/2025).

Rakyat dan pemimpin kala itu berada pada situasi dan kondisi yang sama, yaitu dijajah. Karena itu, muncul keinginan bersatu dan bangkit untuk meraih kemerdekaan.

Karena itu, lahirlah UUD 1945 yang dalam Preambule disebutkan bahwa penjajahan di muka bumi harus dihapuskan.

Haedar menyerukan masyarakat untuk mencontoh tokoh dan elite bangsa masa itu yang memperjuangkan kepentingan bangsa di atas segalanya.

“Mereka lebur menjadi kekuatan nasional untuk berjuang bersama meski dalam perbedaan cara. Mereka meletakkan kepentingan Indonesia merdeka di atas segala-galanya, dan itulah ciri dari kenegarawanan,” katanya.

Guru besar Sosiologi ini menekankan kepentingan Indonesia harus di atas segalanya.

Menurut dia, jika semangat tersebut dimiliki oleh seluruh elite bangsa, Indonesia akan terbebas dari masalah kebangsaan yang menumpuk tak kunjung terselesaikan ini.

Masalah kebangsaan yang sampai sekarang dihadapi tak jauh-jauh dari persoalan korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, oligarki di politik dan ekonomi, serta berbagai persoalan lain yang bermula dari hasrat kepentingan pribadi dan parsial yang ingin berkuasa namun tak memperhatikan kepentingan rakyat Indonesia.

“Indonesia yang ingin kita merdekakan dan ingin kita bangun adalah Indonesia untuk semua, bukan Indonesia untuk satu golongan, baik golongan orang kaya, maupun golongan lain. Indonesia harus menjadi milik bersama,” kata Haedar merujuk Pidato Sukarno 1 Juni 1945.

Haedar juga menegaskan bahwa Hari Kebangkitan Nasional harus dihayati dengan bangkit untuk kesadaran kolektif dan untuk hidup bersama sebagai bagian penting untuk menyatukan, merawat, dan memajukan Indonesia.

Para elite bangsa harus selesai dengan dirinya sendiri, tidak boleh berpikir tentang materi dan ekonomi, namun harus memiliki karakter pejuang sebagai negarawan.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: