Kenali Yuk Tanda Buta Warna pada Anak

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Sabtu, 31 Mei 2025 | 01:00 WIB
Ilustrasi anak buta warna (Foto/My vision)
Ilustrasi anak buta warna (Foto/My vision)

BeritaNasional.com - Buta warna merupakan kondisi mata yang tidak mampu melihat atau membedakan warna secara normal. Kondisi ini bersifat seumur hidup dan dapat berdampak pada kemampuan anak dalam menjalani aktivitas sehari-hari, termasuk proses belajar.

Penyakit ini umumnya terbagi dalam dua kategori, yakni buta warna parsial (kesulitan membedakan warna tertentu) dan buta warna total (tidak mampu membedakan semua warna). 

Namun sayangnya buta warna pada anak-anak sering kali tidak terdeteksi sejak dini. Anak cenderung belum menyadari bahwa penglihatan warnanya berbeda dari anak-anak lain.

Padahal, pengenalan warna merupakan keterampilan penting dalam dunia pendidikan, termasuk dalam memahami pelajaran, mengenali rambu lalu lintas, hingga membedakan benda berdasarkan warna. 

Penyebab buta warna pada anak

Secara umum, buta warna terjadi akibat gangguan pigmen pada sel kerucut (cone cells) di retina mata. Berikut adalah sejumlah faktor yang dapat menyebabkan buta warna:

1. Faktor genetik

Sebagian besar kasus buta warna disebabkan oleh faktor keturunan. Buta warna genetik terkait dengan kromosom X, sehingga lebih banyak terjadi pada anak laki-laki. Seorang ibu yang membawa gen buta warna memiliki kemungkinan menurunkan kondisi tersebut kepada anak laki-lakinya. Sebaliknya, anak perempuan cenderung lebih jarang mengalami buta warna, kecuali mewarisi gen dari kedua orang tuanya.

2. Kondisi medis tertentu

Beberapa penyakit dapat menyebabkan kerusakan pada sel penglihatan, sehingga meningkatkan risiko buta warna. Penyakit-penyakit tersebut antara lain parkinson, diabetes, leukemia (kanker darah), hingga anemia sel sabit. Jika buta warna disebabkan oleh kondisi medis, maka perlu dilakukan pemeriksaan medis lebih lanjut.

3. Efek samping obat

Dalam kasus tertentu, konsumsi obat tertentu juga dapat memicu gangguan penglihatan warna. Namun, efek ini bersifat sementara dan biasanya akan membaik setelah pengobatan dihentikan.

Gejala dan jenis buta warna

Gejala buta warna pada anak dapat bervariasi tergantung jenis dan tingkat keparahannya. Beberapa tanda yang perlu diwaspadai antara lain:

-Kesulitan membedakan warna lampu lalu lintas
-Sulit memahami pelajaran yang melibatkan warna
-Tidak mampu membedakan warna buah yang matang dan mentah
-Bingung membedakan warna pakaian atau benda-benda sehari-hari
-Sulit mengenali warna obat atau makanan

Secara klinis, buta warna dibagi menjadi tiga tipe utama, yaitu:

1. Buta warna merah-hijau
Merupakan tipe paling umum, ditandai dengan:

Warna merah terlihat seperti abu-abu gelap
Kuning dan hijau tampak kemerahan
Warna oranye dan kuning tampak seperti kehijauan

2. Buta warna biru-kuning

Jenis ini lebih jarang terjadi dan ditandai dengan:

Warna biru tampak kehijauan
Sulit membedakan merah muda, kuning, dan merah
Kuning tampak seperti abu-abu atau ungu terang

3. Buta warna total
Jenis paling langka, ditandai dengan ketidakmampuan membedakan semua warna. Sekitar 10 persen penderita hanya dapat melihat dalam nuansa hitam, putih, dan abu-abu.

Kapan harus ke dokter?

Pemeriksaan ke dokter mata disarankan apabila anak mengalami kesulitan dalam mengenali atau membedakan warna. Pemeriksaan dini dapat membantu diagnosis serta penanganan yang tepat. Tes buta warna seperti tes Ishihara biasanya digunakan untuk mendeteksi gangguan ini.

Perlu diketahui, pada tingkat ringan, penderita mungkin tidak menyadari bahwa dirinya mengalami buta warna. Oleh karena itu, peran orang tua dan pendidik sangat penting dalam mengenali gejala sejak awal agar anak dapat memperoleh dukungan dan strategi belajar yang sesuai.

Sumber: Antarasinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: