Jangan Abai, Ini Risiko Tak Disiplin Pengobatan Tuberkulosis

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Minggu, 01 Juni 2025 | 07:00 WIB
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)
Ilustrasi (BeritaNasional/Pixabay)

BeritaNasional.com -  Tuberkulosis/TBC merupakan penyakit serius yang tidak boleh diabaikan. Selain mengancam jiwa penyakit yang menyerang paru-paru ini dapat menjadi wabah. 

Proses pengobatannya pun tidak bisa main-main. Penderita TBC dituntut disiplin menjalani proses pengobatan. 

Ketua Unit Kerja Koordinasi Respirologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI)  Nastiti Kaswandani mengatakan pengobatan TBC yang terputus bisa membahayakan.

"Itu ada bahayanya, bukan hanya tidak sembuh, tetapi si kuman yang sedang diobati itu menjadi kebal obat," katanya kepada Antara di Jakarta. 

Dalam kondisi yang disebut Tuberkulosis Resisten Obat atau TB RO, obat antituberkulosis (OAT) yang diberikan pertama kali sudah tidak bisa mengatasi kuman Mycobacterium tuberculosis di tubuh pasien.

Pasien TB RO harus minum lebih banyak obat setiap hari dan menjalani pengobatan dalam jangka yang lebih lama sesuai dengan rekomendasi dari tim ahli klinis agar bisa sembuh.

Pengobatan tuberkulosis resisten obat membutuhkan waktu sembilan bulan sampai 24 bulan dengan tindak lanjut ketat dari tenaga medis untuk menilai perkembangan pengobatan pasien.

Pasien yang mengalami TB RO bisa menularkan kuman yang sudah kebal terhadap obat kepada orang lain dan kondisi ini menyulitkan upaya penanggulangan tuberkulosis.

Supaya tidak sampai mengalami TB RO, pasien tuberkulosis harus minum obat secara teratur sampai tuntas sesuai dengan standar pengobatan penyakit tuberkulosis.

Dokter Nastiti menyampaikan bahwa putus obat TBC dapat terjadi pada pasien yang lupa minum obat selama beberapa hari berturut-turut atau sering memuntahkan obat yang diminum.

Pasien tuberkulosis yang demikian dianjurkan menjalani pemeriksaan untuk mengetahui apakah dia mengalami resistensi obat dan harus mengulang pengobatan.

"Bukan juga berarti sudah minum obat empat bulan teratur, kemudian satu hari lupa atau ketinggalan ketika pergi keluar kota, itu bukan berarti mulai lagi dari awal," ungkapnya. 

"Dokter akan memerhitungkan berapa persentase obat yang sudah berhasil diminum, berapa yang miss (terlewat), kalau miss-nya sedikit, obat bisa tetap dilanjutkan," tukasnya. (Antara)sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: