Mabit Muzdalifah dan Mina: Panduan Lengkap Pergerakan Jemaah Haji 2025

Oleh: Tim Redaksi
Minggu, 01 Juni 2025 | 16:00 WIB
Para jemaah haji melakukan mabit di Muzdalifah. (Foto/Kemenag)
Para jemaah haji melakukan mabit di Muzdalifah. (Foto/Kemenag)

BeritaNasional.com - Jemaah haji akan memasuki fase krusial ibadah dengan Mabit (menginap) di Muzdalifah dan Mina, yang akan berlangsung mulai malam 10 Zulhijah hingga 13 Zulhijah. Lantas, bagaimana detail pergerakan jemaah pada dua wajib haji ini?

Musytasyar Dini PPIH Arab Saudi, KH. M. Ulinnuha, menjelaskan secara rinci mengenai Muzdalifah, Murur, Mina, dan Tanazul dalam siaran persnya, Jumat (30/5/2025).

Mabit di Muzdalifah: Wajib Haji Setelah Wukuf Arafah

Mabit di Muzdalifah merupakan salah satu rangkaian wajib haji yang dilakukan setelah jemaah menunaikan wukuf di Arafah. "Pada Kamis, 5 Juni 2025 atau 9 Zulhijah, jemaah haji akan wukuf di Arafah. Kemudian malam tanggal 10 Zulhijah, seluruh jemaah akan bergerak ke Muzdalifah untuk Mabit (menginap)," terang KH Ulinnuha.

Hal ini sejalan dengan firman Allah dalam Al-Quran:

"Maka apabila kamu telah bertolak dari 'Arafah, berdzikirlah kepada Allah di Masy'arilharam" (QS. Al-Baqarah: 198).

Menurut KH Ulinnuha, yang dimaksud Masy’aril Haram adalah Muzdalifah. Secara bahasa, Muzdalifah bermakna al-Izdilaf atau ijtima’ (berkumpul), sehingga dapat diartikan sebagai at-tajammu' atau al-iltiqa (berkumpul atau bertemu). Dari aspek sejarah, Muzdalifah menjadi tempat berkumpulnya Siti Hawa dan Nabi Adam setelah sekian lama terpisah. "Karena Nabi Adam dan Siti Hawa berkumpul di sini, maka tempatnya disebut sebagai Muzdalifah," jelasnya.

Peristiwa ini kemudian menjadi bagian dari rangkaian ibadah haji, berdasarkan firman Allah SWT dan apa yang ditunaikan oleh Rasulullah SAW saat Haji Wada’. Ketika Nabi Muhammad SAW tiba di Muzdalifah, beliau meminta Bilal bin Rabah untuk mengumandangkan azan, lalu melaksanakan salat jamak Magrib dan Isya.

Sejak saat itu, menurut mayoritas ulama, mabit di Muzdalifah hukumnya wajib, dan bagi siapa pun yang meninggalkannya akan dikenakan dam (denda).

Selama di Muzdalifah, jemaah diimbau untuk banyak berzikir dan menyiapkan kerikil untuk lontar jumrah. "Walaupun secara teknis, kerikil ini sudah disediakan oleh syarikah, namun tidak ada salahnya apabila jemaah mengambil kerikil di Muzdalifah untuk mengikuti sunah rasul," saran KH Ulinnuha.

Jumlah kerikil yang disarankan adalah 49 untuk nafar awal dan 70 untuk nafar tsani. Jika jemaah khawatir kurang, disarankan untuk mengambil kerikil dalam jumlah lebih. Waktu mabit di Muzdalifah adalah malam 10 Zulhijah hingga tengah malam menjelang subuh. "Namun secara teknis pergerakan, nanti akan diatur oleh pemerintah sesuai dengan jadwal dari syarikah sebagai pihak yang bertanggung jawab atas pergerakan jemaah," tambahnya.

Mabit di Mina: Bermunajat dan Melontar Jumrah

Setelah seluruh jemaah dipastikan selesai mabit di Muzdalifah, mereka akan bergerak menuju Mina. KH Ulinnuha menjelaskan, Mina secara bahasa juga disebut sebagai 'muna' yang berarti harapan. Di tempat ini, seluruh harapan jemaah haji ditumpahkan kepada Allah SWT, sehingga dianjurkan untuk memperbanyak doa.

"Di Mina, kita bermunajat kepada Allah SWT sebagaimana yang dilakukan oleh nabi-nabi terdahulu," kata KH Ulinnuha.

Setibanya di Mina pada tanggal 10 Zulhijah, jemaah haji akan melakukan lontar jumrah aqabah dengan 7 lemparan. Setelah melontar jumrah aqabah, jemaah diperbolehkan melakukan tahallul awal dengan bercukur.

Setelah tahallul awal, jemaah dapat berpakaian biasa dan terbebas dari larangan ihram, kecuali satu, yaitu bersetubuh dengan pasangan suami atau istri. "Bagi pasutri yang statusnya masih tahallul awal, maka belum boleh berjimak hingga melakukan tahallul tsani setelah Tawaf Ifadah," jelasnya.

Selanjutnya, setelah jemaah haji melakukan Tawaf Ifadah, mereka akan kembali ke tenda Mina untuk melaksanakan mabit Mina pada malam 11 dan 12 Zulhijah bagi jemaah yang mengambil nafar awal, dan berlanjut hingga malam 13 Zulhijah untuk nafar tsani.

Pada tanggal 11 dan 12 Zulhijah, jemaah haji nafar awal akan melontar jumrah ula, wustho, dan aqabah, masing-masing 7 lemparan dengan kerikil yang diambil dari Muzdalifah. Sementara jemaah haji nafar tsani akan melontar jumrah ula, wustho, dan aqabah pada tanggal 13 Zulhijah.

"Setelah semua mabit dan jumrah selesai, maka jemaah akan kembali ke hotel masing-masing di Makkah," tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: