Ini Pentingnya Pemberian Susu dalam Program MBG

BeritaNasional.com - Tim Pakar Susu Badan Gizi Nasional (BGN) dari Institut Pertanian Bogor (IPB), Epi Taufik menjelaskan alasan penting pemberian susu dalam Program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Epi mengatakan, pemberian susu dalam program makan di sekolah (school milk in school meals) telah diterapkan di negara-negara maju.
"Di semua negara, untuk program gizi seimbang, yang di negara kita dikenal dengan Beragam, Bergizi, Seimbang, dan Aman (B2SA), di dalamnya ada komponen susu. Di Malaysia, Jepang, China, program gizi seimbang itu ada karbohidrat, protein, lemak, termasuk di dalamnya susu, itu termasuk salah satu yang biasa," katanya.
Ia juga memaparkan data terdapat 163 negara di dunia yang telah memberikan susu gratis kepada siswa dalam program makan di sekolah.
Epi juga menjelaskan tentang intoleransi laktosa atau lactose intolerant yang isunya banyak dialami oleh masyarakat Indonesia. Menurutnya, intoleransi laktosa bukan penyakit yang perlu dikhawatirkan, melainkan perlu ada pembiasaan kembali konsumsi produk susu untuk mengaktifkan enzim laktase dalam tubuh.
"Lactose intolerant bukan penyakit, tetapi ketidakmampuan mencerna laktosa karena enzim laktasenya berkurang. Ini tidak akan muncul lagi kalau kita membiasakan sedikit demi sedikit mengkonsumsi (produk susu) lagi, kecuali congenital lactase deficiency yang memang merupakan kelainan genetik," tuturnya.
Ia menjelaskan, berdasarkan data dari Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), penderita lactose intolerance rata-rata berusia 20-50 tahun dan memang bukan merupakan konsumen produk-produk susu atau tidak biasa mengkonsumsi susu.
Secara alamiah, semakin bertambahnya usia seseorang, maka enzim yang mencerna laktosa berkurang alami, utamanya bagi mereka yang tidak biasa mengkonsumsi susu secara rutin setelah mengkonsumsi air susu ibu (ASI).
"Secara ilmiah kita itu mamalia yang ibunya memproduksi susu, maka ada istilah mammae. Begitu lahir, yang kita minum kan hanya ASI sampai enam bulan pertama, tidak ada makanan lain selain ASI," ucapnya.
Epi menambahkan, kadar laktosa dalam ASI sebesar 7 persen. Dalam satu liter ASI, ada sekitar 70 gram laktosa, sementara susu sapi paling tinggi laktosanya 5 persen,
"Jadi kita manusia, begitu lahir ke dunia sudah mencerna laktosa dari ASI, maka lactose intolerant itu sebenarnya bukan penyakit, hanya enzimnya tidak dibiasakan saja mengkonsumsi produk-produk susu," tuturnya.
Sumber: Antara
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 22 jam yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu