Prabowo di SPIEF 2025: Lebih Baik Berunding daripada Berperang

Oleh: Tim Redaksi
Sabtu, 21 Juni 2025 | 08:00 WIB
Presiden Prabowo Subianto dalam pidato perdananya di panggung Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025. (Foto/Tim Media Prabowo)
Presiden Prabowo Subianto dalam pidato perdananya di panggung Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025. (Foto/Tim Media Prabowo)

BeritaNasional.com - Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto menegaskan bahwa pengalaman militernya justru membentuk keyakinan kuat akan pentingnya perdamaian. Dalam sesi tanya jawab di Forum Ekonomi Internasional St. Petersburg (SPIEF) 2025, Prabowo menyampaikan pesan tegas bahwa dialog dan rekonsiliasi jauh lebih berharga daripada konflik bersenjata.

“Saya adalah mantan tentara. Sebagai mantan tentara, saya sangat memahami nilai dari perdamaian dan rekonsiliasi,” ujar Prabowo, Jumat (20/6/2025) waktu setempat.

Pernyataan ini disampaikan saat moderator bertanya tentang pandangannya dalam menghadapi musuh melalui perundingan, alih-alih konfrontasi terbuka. Prabowo lalu mengangkat sosok Nelson Mandela sebagai inspirasi utama dalam pendekatannya terhadap lawan politik maupun konflik masa lalu.

“Saya harus mengatakan bahwa Nelson Mandela adalah salah satu tokoh panutan terbesar saya, pahlawan terbesar saya. Beliau adalah inspirasi bagi saya,” tutur dia.

“Namun, kebesaran Nelson Mandela adalah bahwa ketika ia keluar dari penjara, ia bekerja untuk rekonsiliasi dengan musuh-musuh lamanya. Inilah keagungan Nelson Mandela. Dan itu pula yang saya coba terapkan dalam politik dalam negeri saya,” imbuhnya.

Ia mencontohkan rekonsiliasi nyata yang dilakukan dalam konteks domestik Indonesia, khususnya terkait konflik Aceh. Prabowo mengungkap bahwa mantan komandan Tentara Pembebasan Aceh yang dulu memerangi negara selama lebih dari dua dekade kini justru menjadi bagian dari partainya dan menjabat sebagai Gubernur Aceh.

“Bayangkan, mantan komandan Tentara Pembebasan Aceh, yang dulu memerangi kami selama lebih dari 25 tahun, kini bergabung dengan partai politik saya. Dia sekarang menjadi anggota partai saya. Dan kini, ia menjabat sebagai Gubernur Aceh, sementara saya Presiden Indonesia,” tegas dia.

“Ini menunjukkan bahwa mantan musuh bisa bersatu kembali. Dan saya pikir ini adalah pelajaran dari Nelson Mandela,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Prabowo mengungkapkan prinsip dasarnya dalam melihat penyelesaian konflik, baik dalam negeri maupun global.

“Sebagai mantan tentara, saya selalu berusaha—bahkan sejak dulu untuk berunding. Berunding, berunding, dan terus berunding,” jelas Prabowo.

“Lebih baik berbicara daripada saling membunuh. Itulah posisi saya. Selalu bicara. Selalu negosiasi,” tukasnya.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: