Imbas Kebijakan Visa Trump, Harvard Kennedy School Buat Rencana Darurat untuk Mahasiswa Internasional

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 27 Juni 2025 | 19:00 WIB
Harvard Kennedy School. (Foto/harvard.edu)
Harvard Kennedy School. (Foto/harvard.edu)

BeritaNasional.com - Harvard Kennedy School (HKS), sekolah kebijakan publik terkemuka di Universitas Harvard, baru-baru ini mengumumkan rencana darurat untuk mendukung mahasiswa internasional mereka. 

Dilansir dari Xinhua News, rencana ini dirancang khusus bagi mereka yang terhambat datang ke Amerika Serikat akibat pembatasan visa atau izin masuk.

Melalui situs resminya, HKS menawarkan dua pilihan bagi mahasiswa internasional yang tidak dapat kembali ke kampus utama: HKS Global dan HKS di Munk School.

Program HKS Global ditujukan baik untuk mahasiswa baru maupun lama. Ini merupakan pengalaman akademis hibrida yang memadukan kursus daring kelas dunia dengan pertemuan tatap muka di berbagai belahan dunia. 

Mahasiswa akan mengikuti kursus daring yang dipandu oleh fakultas HKS dan menghadiri hingga tiga pertemuan tatap muka di berbagai kota di seluruh dunia selama tahun akademik.

Pilihan kedua, HKS di Munk School, memungkinkan mahasiswa internasional yang kembali untuk melanjutkan pendidikan HKS mereka dari Kanada. 

Peserta program ini akan menyelesaikan gelar HKS mereka dengan mengambil kombinasi kursus daring dan tatap muka yang diajarkan oleh fakultas HKS dan University of Toronto.

Mereka akan terdaftar sebagai mahasiswa khusus non-gelar penuh waktu di Munk School of Global Affairs and Public Policy, University of Toronto. Setelah menyelesaikan program, mereka akan lulus dengan gelar master HKS.

HKS menjelaskan di situs webnya bahwa prioritas utama mereka adalah mengajar semua mahasiswa di kampus Cambridge dan akan terus mendukung mahasiswa dalam pengajuan visa AS. 

"Namun, jika hal itu tidak memungkinkan, kami berkomitmen untuk memastikan bahwa mahasiswa internasional kami dapat terus memperoleh pendidikan dari Harvard Kennedy School – itulah sebabnya kami mengumumkan rencana darurat ini," bunyi pernyataan tersebut.

Rencana darurat ini akan diluncurkan jika ada permintaan yang cukup dari mahasiswa internasional yang tidak dapat datang ke AS karena pembatasan visa. 

Selain itu, peluncuran HKS di Munk School masih bergantung pada persetujuan Komisi Pendidikan Tinggi New England (NECHE).

Kolaborasi dan Akses Penuh di Toronto

Munk School menyatakan di situs webnya bahwa mahasiswa HKS yang berpartisipasi dalam program ini akan membayar biaya pendidikan ke HKS, dan HKS akan menanggung semua biaya terkait Munk School. 

Selama berada di Toronto, mahasiswa tamu dari HKS akan memiliki akses penuh ke berbagai kegiatan ekstrakurikuler dan pengalaman kehidupan mahasiswa. 

Mahasiswa dari kedua sekolah juga akan memiliki kesempatan untuk terlibat bersama dalam berbagai kegiatan seperti diskusi panel dan ceramah sepanjang tahun.

"Kami berharap dapat bertemu Anda di kampus pada musim gugur, tetapi jika itu tidak memungkinkan, kami akan menghadirkan HKS kepada Anda," tulis Dekan Kennedy School Jeremy M. Weinstein dalam email kepada Harvard Crimson, surat kabar mahasiswa di Universitas Harvard, pada Rabu lalu.

Latar Belakang Konflik Harvard dan Pemerintah AS

Surat kabar mahasiswa tersebut mencatat bahwa langkah ini menunjukkan kesiapan Harvard menghadapi skenario terburuk, meskipun universitas tersebut baru saja memenangkan pertarungan hukum melawan Gedung Putih. 

Dalam beberapa bulan terakhir, Universitas Harvard memang terlibat konflik dengan pemerintahan Presiden AS Donald Trump. 

Trump menuduh universitas tersebut menoleransi "anti-Semitisme" dan berupaya memangkas miliaran dolar dana penelitian untuk universitas Ivy League tersebut. Harvard menuduh pemerintahan Trump berusaha merusak independensinya.

Pada Jumat pekan lalu, seorang hakim federal memblokir upaya pemerintahan Trump untuk mencegah Universitas Harvard menerima mahasiswa internasional. 

Hakim Pengadilan Distrik AS Allison Burroughs memutuskan bahwa Harvard tetap dapat menerima mahasiswa asing selama kasus tersebut diputuskan.

Sebelumnya, pada 22 Mei, Departemen Keamanan Dalam Negeri AS mencabut sertifikasi Harvard dalam Program Mahasiswa dan Pengunjung Pertukaran. 

Keputusan ini berpotensi memaksa sekitar 7.000 mahasiswa asing di Harvard untuk pindah atau menghadapi risiko berada di AS secara ilegal. 

Harvard menggugat departemen tersebut, menyebutnya sebagai pembalasan ilegal karena menolak tuntutan pemerintahan Trump untuk merombak kebijakan Harvard seputar protes kampus, penerimaan mahasiswa, perekrutan, dan isu-isu lainnya. Burroughs menghentikan sementara tindakan tersebut beberapa jam setelah Harvard menggugat.

Pada awal Juni, Trump kembali memblokir mahasiswa asing masuk ke AS untuk berkuliah di Harvard dengan alasan hukum yang berbeda. 

Harvard menentang langkah tersebut dan Burroughs kembali memblokir upaya tersebut untuk sementara.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: