Industri Baterai Kendaraan EV Karawang Harus Jadi Model Hilirisasi Berkeadilan dan Aman

BeritaNasional.com - Anggota Komisi XII DPR RI Fraksi PKS Meitri Citra Wardani menilai, pembangunan industri baterai kendaraan listrik (EV) di Karawang sebagai langkah strategis memerkuat ekonomi nasional sekaligus mendorong terwujudnya swasembada energi.
Meitri menyebut proyek ini sebagai cerminan keseriusan Presiden Prabowo dalam merealisasikan misi Asta Cita nomor 5, yaitu pengembangan hilirisasi sumber daya alam secara berkelanjutan untuk meningkatkan nilai tambah di dalam negeri.
Menurunya penting untuk memastikan pembangunan industri baterai tersebut membawa manfaat nyata bagi masyarakat, khususnya warga di sekitar kawasan industri, melalui pelibatan aktif masyarakat lokal.
“Proyek besar ini berpotensi menciptakan ribuan lapangan kerja bagi warga sekitar. Selain itu, multiplier effect-nya juga diharapkan mendorong pertumbuhan UMKM lokal, sehingga masyarakat turut diberdayakan secara ekonomi,” jelasnya.
Ia menambahkan pembangunan industri baterai harus dilihat sebagai bentuk kolaborasi positif antara negara pemilik cadangan sumber daya mineral dengan negara yang menguasai teknologi pengolahan mineral. Dengan pendekatan ini, diharapkan bisa mendorong kemajuan sumber daya manusia (SDM) lokal.
“Sebagai tuan rumah sekaligus pemilik sumber daya alam, Indonesia harus mampu menunjukkan daya tawar yang kuat, termasuk memastikan terjadinya transfer pengetahuan dan teknologi. Dengan begitu, manfaat pembangunan tidak hanya dirasakan secara ekonomi, tetapi juga membawa peningkatan kapasitas pendidikan dan keterampilan bagi warga lokal,” tegasnya.
Lebih lanjut, Meitri menyatakan Presiden Prabowo memiliki komitmen kuat untuk mewujudkan kemandirian energi nasional.
Dia menilai, pembangunan industri baterai kendaraan listrik merupakan langkah nyata yang menempatkan Indonesia dalam posisi strategis dalam rantai pasok global, sekaligus mengurangi ketergantungan terhadap impor energi.
“Tren pertumbuhan populasi kendaraan listrik di Indonesia harus dimanfaatkan sebagai momentum untuk memperkuat industri dalam negeri. Kita memiliki potensi pasar yang besar, ini peluang untuk mendorong kemandirian dan kebangkitan industri nasional,” katanya.
Meitri menambahkan, proyek yang disebut memiliki kapasitas awal sebesar 15 GWh, diperkirakan dapat menghemat impor BBM hingga 300.000 kiloliter per tahun.
“Penghematan ini sejalan dengan semangat mewujudkan swasembada energi,” imbuhnya.
Sebagai anggota DPR RI yang juga membidangi sektor investasi, Meitri turut menyoroti pentingnya menghadirkan keamanan dalam mendukung iklim investasi.
Dia menekankan perlunya pengawasan terhadap risiko praktik premanisme yang berpotensi mengganggu proyek pembangunan industri baterai kendaraan EV tersebut, merujuk pada insiden yang sempat terjadi dalam proyek pembangunan pabrik BYD di Karawang.
“Ketidakpastian keamanan sosial di daerah turut berkontribusi terhadap penurunan 6,3% realisasi investasi asing langsung (FDI) pada sektor padat karya seperti manufaktur ringan dan tekstil. Premanisme ini juga menghambat ekspansi pelaku usaha lokal, khususnya UMKM, yang enggan memperluas usahanya karena takut dipalak atau diintervensi,” ungkapnya merujuk data BPS.
Untuk itu, Meitri mendorong aparat penegak hukum agar mengambil peran tegas dalam menjaga kelancaran pembangunan proyek. Dia juga mengusulkan pembentukan posko keamanan khusus di setiap lokasi proyek strategis untuk menjamin kondusivitas dan perlindungan terhadap para pekerja dan investor.
“Premanisme harus diberantas karena selain mengganggu iklim investasi juga merugikan warga lokal dari segi penyediaan berbagai kesempatan maupun reputasi daerah. Pemerintah perlu mengambil langkah tegas," tukasnya.
HUKUM | 22 jam yang lalu
HUKUM | 21 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu