KPAI Pastikan Modul Perlindungan Anak Jadi Kurikulum Sekolah Rakyat, Ciptakan Lingkungan Aman

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 03 Juli 2025 | 05:00 WIB
Komisioner KPAI Ai Rahmayanti (dua dari kanan). (BeritaNasional/Elvis Sendouw)
Komisioner KPAI Ai Rahmayanti (dua dari kanan). (BeritaNasional/Elvis Sendouw)

BeritaNasional.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) memastikan kurikulum yang diterapkan di Sekolah Rakyat mencegah terjadinya perundungan, kekerasan seksual, dan intoleransi.

Modul perlindungan dan pengasuhan anak akan diintegrasikan ke dalam kurikulum di sekolah berasrama yang ditujukan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem tersebut.

"Untuk Sekolah Rakyat ini, karena berbasis asrama harus mendapat pengasuhan. Nah, dari beberapa kementerian terkait, kami sudah bahas juga adanya modul untuk perlindungan dan modul pengasuhan," ungkap Komisioner KPAI Ai Rahmayanti yang dikutip dari laman resmi Kemensos dalam konferensi pers Retret Tahap II Kepala Sekolah Rakyat di Pusdiklatbangprof Kesejahteraan Sosial Kemensos, Margaguna, Jakarta Selatan, Rabu (2/7/2025).

Dia menjelaskan modul tersebut bakal menjadi pedoman bagi kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidik dalam mewujudkan lingkungan yang inklusif dan ramah anak di Sekolah Rakyat.

"Artinya, meski ada pengasuh pengganti tetap ini harus berbasis pada hak anak dan HAM agar kekerasan bisa dimitigasi dan ada kebijakan keselamatan anak, mulai dari penyadaran, pencegahan, pelaporan dan penanganan," paparnya.

Sementara itu, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf menekankan pentingnya lingkungan yang ramah anak di Sekolah Rakyat. 

Pria yang akrab disapa Gus Ipul ini mengatakan salah satu langkah kunci untuk mewujudkan itu semua adalah memasukkan modul perlindungan dan pengasuhan ke dalam kurikulum. 

"Kita masukkan bagian dari kurikulum kita dan modul-modulnya agar kepala sekolah dan guru memahami dengan baik," ucapnya.

Karena itu, Gus Ipul mengatakan pihaknya menggandeng KPAI dan kementerian terkait untuk memberikan pembekalan agar pemahaman para kepala sekolah, guru, dan tenaga pendidik semakin optimal. 

Selain modul perlindungan dan pengasuhan, upaya antisipasi bullying, kekerasan seksual, dan intoleransi juga dilakukan dengan pemanfaatan teknologi, seperti pemasangan CCTV.

Terkait dengan peluncuran masa matrikulasi dan orientasi Sekolah Rakyat pada 14 Juli mendatang, Gus Ipul menyatakan 100 titik sudah siap. Sementara itu, 100 titik tambahan lainnya akan menyusul secara situasional.

"Alhamdulillah kita makin mantap sambut 14 Juli. Yang 100 lagi, 94 titik dalam minggu ini akan mulai rekrutmen guru dan siswa. Insya Allah bisa tampung 10 ribu lebih siswa. Nanti pada akhir ya sekitar 200 titik. Yang 100 titik di 14 Juli lalu sebagian di akhir Juli tergantung kesiapan sarana dan prasarana," terangnya.

Peluncuran resmi Sekolah Rakyat masih menunggu arahan dari Presiden Prabowo Subianto. 

"Peluncuran resminya nanti oleh presiden, tinggal nunggu waktunya presiden. Jadi 14 Juli masuk masa matrikulasi, masa orientasi, masa saling mengenal," tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: