Pentagon Klaim Serangan AS Perlambat Program Nuklir Iran 2 Tahun

Oleh: Tarmizi Hamdi
Kamis, 03 Juli 2025 | 17:00 WIB
Ilustrasi fasilitas nuklir. (Foto/Pixabay)
Ilustrasi fasilitas nuklir. (Foto/Pixabay)

BeritaNasional.com - Pentagon mengeklaim bahwa serangan udara Amerika Serikat (AS) bulan lalu terhadap tiga fasilitas nuklir utama Iran telah berhasil menghambat program nuklir Teheran hingga dua tahun ke belakang.

"Kami telah menurunkan program mereka satu hingga dua tahun, setidaknya penilaian intelijen di dalam departemen menilai hal itu," kata Juru Bicara Pentagon Sean Parnell yang dikutip dari Xinhua News pada Rabu (3/7/2025).

"Semua informasi intelijen yang kami lihat membuat kami yakin bahwa fasilitas Iran, khususnya, telah dihancurkan sepenuhnya," tambahnya.

Serangan ini sendiri terjadi pada 22 Juni 2025 saat pasukan AS mengebom tiga fasilitas nuklir Iran yang berlokasi di Natanz, Fordow, dan Isfahan.

Meski Pentagon optimistis, Menteri Luar Negeri Iran Seyed Abbas Araghchi kepada CBS News dalam wawancara pada Selasa (1/7/2025) mengakui adanya kerusakan serius. 

"Tidak seorang pun tahu persis apa yang terjadi di Fordow," kata Araghchi. 

"Yang kami ketahui sejauh ini adalah bahwa fasilitas-fasilitas tersebut telah rusak parah dan parah," tambahnya.

Araghchi menambahkan bahwa Organisasi Energi Atom Iran sedang menilai tingkat kerusakannya.

Sebagai respons atas serangan tersebut, Presiden Iran Masoud Pezeshkian pada Rabu (2/7/2025) mengeluarkan perintah untuk memberlakukan undang-undang yang menangguhkan kerja sama negara itu dengan Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA).

Juru Bicara Dewan Konstitusi Hadi Tahan Nazif menjelaskan bahwa undang-undang ini menyerukan penangguhan kerja sama dengan IAEA hingga kedaulatan Iran, integritas teritorial, serta keselamatan fasilitas nuklir dan ilmuwannya dijamin sepenuhnya.

Undang-undang itu juga mengharuskan setiap inspeksi di masa mendatang terhadap situs nuklir Iran oleh IAEA memerlukan persetujuan dari Dewan Keamanan Nasional Tertinggi.

Menanggapi keputusan Iran, IAEA dalam sebuah pernyataan mengatakan pihaknya menunggu konfirmasi lanjutan, 

 "Kami mengetahui laporan ini. IAEA sedang menunggu informasi resmi lebih lanjut dari Iran," ucapnya.

Sementara itu, Stephane Dujarric, juru bicara utama Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, menyatakan kekhawatiran serius atas keputusan Iran tersebut dalam jumpa pers harian pada Rabu. Ia menyebutnya "sangat memprihatinkan."

"Sekretaris Jenderal sangat konsisten dalam seruannya agar Iran bekerja sama dengan IAEA, dan sejujurnya, agar semua negara bekerja sama erat dengan IAEA dalam isu nuklir," kata Dujarric.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: