Fenomena Suhu Dingin Ekstrem di Indonesia Diprediksi Berlanjut hingga September 2025

Oleh: Tim Redaksi
Minggu, 13 Juli 2025 | 19:42 WIB
Jakarta diselimuti kabut. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)
Jakarta diselimuti kabut. (BeritaNasional/Elvis Sendouw)

BeritaNasional.com - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan fenomena suhu dingin ekstrem atau yang biasa dikenal dengan bediding akan terus berlanjut hingga September 2025. Kondisi ini terutama dipicu oleh dominasi angin timuran.

Prakirawan BMKG Stasiun Klimatologi (Staklim) Jawa Timur, Linda Firotul, menjelaskan di Malang pada Minggu (13/7/2025) bahwa bediding terjadi karena kita berada di musim kemarau. Angin timuran yang dominan memiliki sifat kering dan dingin, dan fenomena ini memang lazim terjadi antara bulan Juli hingga September.

"Bediding ini diakibatkan karena saat ini berada di musim kemarau dengan ditandai adanya dominasi angin timuran yang bersifat kering dan dingin. Fenomena ini biasa terjadi pada bulan Juli sampai September 2025," kata Linda.

Kemunculan angin timuran ini diperparah dengan kondisi langit yang cerah, sehingga mempercepat pelepasan panas dari permukaan bumi ke atmosfer saat malam hari.

Perubahan Musim dan Dampak Gangguan Atmosfer

Linda juga menjelaskan adanya pergeseran musim kemarau di beberapa wilayah. "Prakiraannya awal kemarau pada April, Mei dan Juni, tapi ada beberapa wilayah terkena dampak hujan akibat gangguan atmosfer, seperti (gelombang) rossby, kelvin, madeen-julian (MJO) yang berakibat mundurnya musim kemarau. Kalau di Malang Raya, kemarau sekitar Mei dasarian III sampai Juni dasarian I," ujarnya.

Meskipun sudah masuk musim kemarau, cuaca hujan di beberapa daerah justru membuat suhu udara terasa lebih dingin. Hal ini terjadi karena massa udara dingin dari awan terbawa ke permukaan dan menghalangi pemanasan sinar matahari.

"Karena membawa massa udara dingin dari awan ke permukaan dan menghalangi pemanasan sinar matahari. Kalau rata-rata 30 tahun dari 1991 sampai 2020 itu sekitar 17-20 derajat Celsius," ucap Linda.

Puncak Bediding dan Potensi Embun Beku

Khusus di wilayah Malang Raya, Linda memperkirakan suhu udara paling rendah akan berkisar antara 16 hingga 20 derajat Celcius. Puncak fenomena bediding sendiri diperkirakan terjadi pada Agustus, dengan suhu udara yang diprediksi akan lebih dingin lagi dari saat ini.

"(Suhu udara) antara 13 derajat sampai 15 derajat Celsius. Kalau Juli 2025, suhu minimum berkisar 17 derajat sampai 20 derajat Celsius dan maksimalnya antara 26 derajat sampai 28 derajat Celsius," jelasnya.

Fenomena bediding juga berpotensi menyebabkan terjadinya embun beku atau embun upas di wilayah dataran tinggi, khususnya pegunungan. Kondisi ini sering terlihat di Ranupane, yang merupakan bagian dari kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).

"Itu bisa terjadi apabila langit cerah, angin tenang (tidak berhembus kencang), dan kelembapannya tinggi," pungkas Linda.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: