Rano Karno: ASN Telat Masuk karena Antar Anak Sekolah, Tukin Bisa Dipotong

Oleh: Tim Redaksi
Senin, 14 Juli 2025 | 13:03 WIB
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2025-2026 di SD Negeri 01/02 Cikini Jakarta. (Beritanasional.com/Oke Atmaja)
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) pada hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2025-2026 di SD Negeri 01/02 Cikini Jakarta. (Beritanasional.com/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno mengancam bilamana akan memotong tunjangan kinerja (tukin) Aparatur Sipil Negara (ASN) bagi yang telat masuk kerja pada hari ini, Senin (14/7/2025).

Adapun, ASN yang bakal dipotong tukinnya lantaran mengantar anak masuk sekolah di hari pertama Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Ramah 2025.

“ASN telat, tukinnya dipotong,” ujar Rano usai menghadiri penutupan Jakarta Fair 2025 di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Minggu (13/7/2025) malam.

Dia tidak merincikan secara detail ihwal pemotong tukin bagi ASN yang telat. 

Imbau Antar Anak ke Sekolah

Di sisi lain, hal ini berbeda dengan Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, mengimbau para orang tua untuk turut hadir dan mengantar anak-anaknya ke sekolah pada hari pertama pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) Ramah 2025.

“Kami mengucapkan selamat mengikuti MPLS Ramah Tahun 2025,  yaitu sebuah masa pengenalan yang dirancang untuk menumbuhkan semangat baru bagi seluruh murid di sekolah pilihan masing-masing. Mudah-mudahan ini menjadi awal yang baik untuk meraih sukses di masa mendatang. Kepada para orang tua dan para wali murid, jangan lupa untuk mengantarkan putra-putrinya belajar di hari pertama”,  ujar Menteri Mu’ti dalam keterangannya, Senin (14/7/2025).

Ia menegaskan bahwa kehadiran orang tua pada hari pertama sekolah merupakan bentuk dukungan moral dan emosional yang penting, terutama bagi anak-anak yang akan memulai jenjang pendidikan baru.

“Ini nantinya akan menjadi bagian dari arah baru MPLS 2025 dimana budaya yang ingin kita bangun di satuan pendidikan adalah budaya yang ramah. Karena itu, kita menamai MPLS 2025 sebagai MPLS yang ramah,” katanya.

“Kita ingin menciptakan suasana kehidupan yang saling menghormati, saling menerima, dan penuh sukacita agar anak-anak dapat meraih cita-cita mulia dalam kehidupannya,"  imbuh Muti.sinpo

Editor: Harits Tryan
Komentar: