Apresiasi Presiden Prabowo, PKS: Pangan Memiliki Peran Sentral Keberhasilan Negosiasi

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Jumat, 18 Juli 2025 | 16:00 WIB
Ketua DPP PKS Riyono. (BeritaNasional/istimewa)
Ketua DPP PKS Riyono. (BeritaNasional/istimewa)

BeritaNasional.com -  Kemandirian pangan menjadi kekuatan alat negosiasi. Hal ini menurut Ketua DPP PKS Bidang Petani, Peternak, dan Nelayan Riyono memiliki nilai besar bagi ekonomi nasional.

Pernyataan ini disampaikan Riyono dalam merespon pemberlakuan tarif  Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang turun menjadi 19% paska negosiasi dengan Presiden Prabowo Subianto beberapa waktu lalu. 

"Data yang ada memberikan gambaran pentinganya pangan biru sebagai alat negosiasi karena memiliki nilai yang besar bagi ekonomi nasional. Amerika negara terbesar ke lima tujuan ekspor produk perikanan Indonesia. Jadi kita perlu terus menjaga spirit ekonomi biru kita,” ujarnya, Jumat (18/7/2025).

Amerika Serikat sebagai tujuan produk andalan eskpor Indonesia merupakan kelompok komoditas perikanan krustasea dan moluska olahan, serta krustasea beku. Kedua komoditas ini menyumbang US$1,43 miliar dari total nilai ekspor perikanan RI ke AS tahun 2024 yang tercatat mencapai US41,92 miliar.

"Penurunan tarif pajak dari AS sebesar 13% harus kita apresiasi, sehingga Indonesia hanya terkena 19%. Walaupun angka ini belum ideal tetapi memberikan nafas kepada ekonomi untuk bisa bertahan dan berjuang agar ekspor tetap bisa berlanjut dengan Amerika Serikat,” paparnya.

Catatan dalam kesepakatan antara Indonesia dan Amerika digambarkan oleh video Trump yang viral di medsos dengan rincian akses penuh untuk ekspor produk pertanian dan perikanan tanpa tarif senilai 4,5 milyar US dollar, pembelian pesawat boing dan juga produk energi.

Penekanan yang disampaikan oleh Trump soal pertanian dan perikanan memberikan pesan penting pangan menjadi isu sentral keberhasilan negosiasi yang dilakukan oleh Prabowo.

"Kenapa Trump mensyaratkan produk pertanian? Pangan bisa menjadi alat bargaining yang kuat. Artinya kita harus sadar sepenuhnya bahwa pangan adalah urusan penting dalam kondisi apapun sebuah bangsa," tegasnya. 

Ketegangan ekonomi dunia dipicu oleh kebijakan Donal Trump yang memberlakukan tarif di luar nalar perdagangan ekonomi dunia. Banyak negara yang protes dan melakukan usaha negosiasi ulang dengan Trump.sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: