BRIN Manfaatkan Spirulina untuk Menciptakan Pakan Ternak

BeritaNasional.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memanfaatkan mikroalga seperti spirulina yang kaya akan nutrisi sebagai solusi inovatif pakan untuk meningkatkan produktivitas ternak dalam upaya menciptakan sistem peternakan yang lebih hijau dan berkelanjutan.

"Spesies seperti Spirulina sp. mengandung protein tinggi, kaya akan omega-3, vitamin, dan antioksidan. Pakan ini bukan hanya menunjang pertumbuhan ternak, tetapi juga meningkatkan kualitas daging, telur, dan susu," kata Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan (ORPP) BRIN Puji Lestari.

Puji mengatakan, spirulina tak hanya mampu hidup di kondisi ekstrem seperti air payau atau limbah, namun juga dapat menyerap karbon dioksida sehingga membantu mitigasi perubahan iklim.

"Ini dapat menjadi transformasi peternakan yang lebih hijau, cerdas, dan berkelanjutan," ujarnya.

Senada dengan Puji, Peneliti dari Pusat Riset Peternakan, Tanda Sahat Panjaitan menyebutkan bahwa spirulina kaya akan protein (72,41 persen dalam bentuk kering) dan mengandung berbagai asam amino, vitamin, serta mineral esensial yang mendukung pertumbuhan hewan.

Dengan menggunakan pupuk hidroponik, jelas dia spirulina dapat tumbuh optimal dan menghasilkan biomassa berkualitas dengan biaya yang jauh lebih murah.

"Dalam satu unit kolam berkapasitas 1.700 liter mampu menghasilkan 200 gram biomassa kering per minggu. Kondisi ini cukup untuk memenuhi kebutuhan harian seekor sapi Bali atau 10 ekor kambing," papar Panjaitan.

Panjaitan mengungkapkan spirulina dapat diberikan dalam berbagai bentuk, mulai dari larutan dalam air minum, pasta, hingga bubuk kering.

"Suplementasi spirulina sebanyak satu persen dari bobot tubuh ternak telah terbukti meningkatkan pertumbuhan harian, efisiensi pakan, dan kualitas produk ternak seperti daging maupun susu," kata dia.

Panjaitan juga menegaskan bahwa spirulina menawarkan cara praktis dan ekonomis untuk meningkatkan produktivitas ternak.

Dengan menggunakan nutrisi yang mudah diakses dan terjangkau, maka para peternak diharapkan mampu mengurangi ketergantungan pada bahan pakan konvensional yang mahal, serta menciptakan sistem peternakan yang lebih berkelanjutan.

Sumber: Antara