Mutu Air Sungai Jakarta Menurun, DLH DKI Soroti Limbah Rumah Tangga dan Usaha Kecil

BeritaNasional.com - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta mencatat penurunan signifikan pada mutu air sungai di Ibu Kota berdasarkan hasil identifikasi Indeks Pencemar (IP).
Meski kualitas air memburuk, kategori pencemarannya menunjukkan perbaikan. Sungai-sungai yang sebelumnya masuk dalam kategori cemar berat, kini menurun menjadi cemar sedang pada tahun 2024.
Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan DLH DKI Jakarta Erni Pelita Fitratunnisa menjelaskan bahwa cemar berat masih mendominasi pada tahun 2021 hingga 2023. Namun pada tahun ini, terjadi penurunan menjadi cemar sedang.
“Secara keseluruhan, mutu air sungai Jakarta selama empat tahun terakhir masih dominan cemar berat pada 36 persen hingga 71 persen titik pemantauan," kata Erni dalam kutipannya.
"Ini menandakan perlunya intervensi pengelolaan limbah dan perbaikan tata kelola air limbah domestik dan industri,” tambahnya.
Erni menyebut pencemaran sungai banyak disebabkan oleh air limbah rumah tangga seperti hasil mencuci, mandi, hingga air cucian piring dan bekas memasak yang langsung dibuang ke saluran air tanpa pengolahan. Kondisi ini diperparah dengan tumpukan sampah di tepi sungai.
“Seluruh limbah tersebut langsung dibuang, sehingga mencemari badan air,” ujarnya.
Menurutnya, hal ini terjadi karena banyak rumah di kawasan padat dan kumuh belum memiliki sistem pengolahan limbah yang memadai.
Tak hanya dari pemukiman, pencemaran juga berasal dari berbagai kegiatan usaha seperti pabrik tahu, laundry, peternakan, rumah potong hewan (RPH), restoran, dan bengkel yang belum memiliki sistem pengolahan limbah.
“Kami juga akan berkoordinasi dengan instansi pembina baik SKPD/UKPD maupun Lurah, Camat dan Walikota setempat untuk membina pelaku usaha UMKM untuk mengelolaan lingkungan dengan baik,” ucap Erni.
Beberapa pasar juga disebut menjadi penyumbang pencemar akibat tidak adanya sistem pengolahan limbah yang layak.
"Air buangan dari aktivitas jual beli seperti daging, sayuran, bahkan limbah organik langsung mengalir ke sungai dengan kandungan pencemar yang sangat tinggi,” jelas Erni.
Erni menegaskan pentingnya pelaku usaha terhubung dengan jaringan pengolahan air limbah terpadu agar kualitas air mencapai baku mutu yang aman untuk lingkungan.
Sebagai langkah lanjutan, DLH akan meningkatkan penanganan dan pencegahan melalui pendekatan kolaboratif dan terintegrasi, termasuk edukasi di kawasan padat penduduk dan kegiatan usaha.
Penegakan hukum juga akan dilakukan terhadap pelaku usaha yang tidak mengelola limbahnya dengan baik.
“Pemprov DKI Jakarta akan memperluas jaringan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) domestik melalui skema kerja sama lintas sektor. Melakukan penertiban kegiatan usaha yang belum memiliki sistem pengolahan limbah,” tandasnya.
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 17 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu