Peneliti Ungkap Penyebab Pergerakan Tanah di Purwakarta: Akumulasi Air Tanah Jadi Pemicu Utama

BeritaNasional.com - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akhirnya mengungkap penyebab utama bencana pergerakan tanah di Kampung Cigintung, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, yang berujung pada evakuasi seluruh warganya.
Fenomena ini dipicu oleh akumulasi air tanah yang melunakkan struktur tanah di bawah permukaan.
Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid menjelaskan di Jakarta pada Jumat (20/6/2025) bahwa pergerakan tanah di area tersebut bermula dari interaksi antara air tanah dengan bidang kontak geologi.
Bidang kontak ini berada di antara lapisan endapan vulkanik tua dan batuan serpih yang terletak di bawahnya.
"Air tanah yang terakumulasi di bidang kontak itu meningkatkan tekanan pori dan menyebabkan daya ikat tanah menurun. Serpih yang berinteraksi dengan air menjadi plastis dan melunak, sehingga kestabilan lereng di atasnya terganggu," jelas Wafid.
Badan Geologi menilai kondisi ini semakin berbahaya saat terjadi hujan terus-menerus. Air hujan yang meresap ke dalam tanah membuat bidang gelincir menjadi lebih licin dan rentan bergerak, menyebabkan lapisan tanah di atasnya mengalami pergeseran yang disebut gerakan nendatan.
Wafid menyebutkan pergerakan tanah ini ditandai dengan munculnya retakan, amblesan, dan lendutan di bagian kaki lereng akibat tekanan material di atasnya.
"Gerakan ini bisa terus berulang jika tingkat kejenuhan air tanah tidak segera menurun atau ditangani secara struktural," tegas Wafid.
Berdasarkan pemeriksaan lapangan, pergerakan tanah di Cigintung bersifat melengkung atau rotational dan terus berkembang. Arah pergeserannya menuju barat daya di bagian mahkota dan ke timur laut di bagian kaki lereng.
Tim Badan Geologi mencatat bahwa lokasi longsor di Kampung Cigintung berada dalam zona kerentanan gerakan tanah menengah hingga tinggi.
Informasi dari warga setempat juga menyebutkan bahwa kejadian serupa pernah terjadi pada tahun 2007, dan kembali aktif sejak 20 April 2025.
Pergerakan tanah semakin intensif pada Mei dan Juni 2025, yang akhirnya menyebabkan seluruh warga Kampung Cigintung terpaksa dievakuasi sementara.
"Saat pemeriksaan dilakukan, pergerakan masih terus berkembang sehingga seluruh warga Kampung Cigintung diungsikan sementara," kata Wafid.
Data dari BPBD Kabupaten Purwakarta hingga 17 Juni 2025 mencatat dampak bencana ini. Sebanyak 69 rumah mengalami kerusakan, satu rumah ibadah terdampak, dan 256 jiwa mengungsi.
Meskipun satu ruas jalan antar desa terputus, beruntungnya tidak ada korban jiwa dalam insiden ini.
"Warga harus tetap waspada, terutama ketika curah hujan meningkat, serta menghindari aktivitas berat di sekitar kaki lereng. Kegiatan bertani masih dapat dilakukan, namun perlu mempertimbangkan kondisi tanah secara berkala," tandasnya.
POLITIK | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu
PENDIDIKAN | 1 hari yang lalu
POLITIK | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
HUKUM | 1 hari yang lalu