Mengenal Arbitrase Crypto: Strategi Cuan dari Selisih Harga Antar Exchange

BeritaNasional.com - Dalam dunia perdagangan aset digital, istilah arbitrase crypto kerap muncul sebagai salah satu strategi populer untuk meraih keuntungan.
Metode ini memanfaatkan selisih harga dari aset kripto yang sama di dua atau lebih platform perdagangan (exchange). Mereka yang menjalankan strategi ini dikenal sebagai arbitrageur.
Apa Itu Arbitrase dalam Cryptocurrency?
Secara sederhana, seperti dikutip dari Pintu Academy, Sabtu (26/7/2025), arbitrase adalah strategi jual-beli yang bertujuan untuk meraup profit dari perbedaan harga aset yang terjadi antar bursa.
Misalnya, jika satu aset seperti Bitcoin dihargai lebih murah di satu exchange dan lebih mahal di exchange lainnya, trader bisa membeli di tempat yang lebih murah dan menjualnya di tempat yang lebih tinggi. Selisih inilah yang menjadi keuntungan.
Namun, peluang arbitrase ini tidak berlangsung lama. Fluktuasi harga di pasar kripto yang sangat cepat membuat ketepatan waktu menjadi kunci sukses. Trader harus tanggap dan sigap dalam memanfaatkan momen sebelum harga kembali seimbang.
Jenis-Jenis Strategi Arbitrase Crypto
Menurut penjelasan dari Pintu Academy, ada dua jenis strategi arbitrase yang umum digunakan para trader:
1. Arbitrase Bursa (Exchange Arbitrage)
Ini adalah bentuk arbitrase paling dasar. Trader membeli aset kripto di satu exchange yang menawarkan harga lebih rendah dan langsung menjualnya di exchange lain dengan harga lebih tinggi.
Contoh: Harga Bitcoin di Exchange X adalah Rp150.000.000, sementara di Exchange Y tercatat Rp151.000.000. Trader bisa membeli dari X, menjual di Y, dan mengantongi selisih Rp1 juta (belum termasuk biaya transaksi).
2. Arbitrase Segitiga (Triangular Arbitrage)
Strategi ini sedikit lebih kompleks karena melibatkan tiga pasangan mata uang kripto. Trader akan menukar aset dari satu jenis ke jenis lain secara berurutan, dan akhirnya kembali ke aset awal dengan nilai yang lebih tinggi.
Contoh: Mulai dari Bitcoin - ditukar ke Ethereum - beli Binance Coin (BNB) dengan Ethereum - lalu ditukar kembali ke Bitcoin. Bila dilakukan dengan akurat, jumlah akhir Bitcoin bisa lebih banyak dibandingkan modal awal.
Risiko dan Tantangan dalam Arbitrase Kripto
Meski dianggap sebagai strategi berisiko rendah dibandingkan trading spekulatif, arbitrase tetap menuntut kejelian dan kecepatan. Harga di pasar kripto bisa berubah dalam hitungan detik.
Bahkan, banyak trader profesional kini menggunakan bot trading otomatis untuk mengeksekusi arbitrase secara real-time yang membuat kompetisi makin ketat.
Selain itu, arbitrageur harus memperhitungkan biaya transaksi, fee penarikan, dan potensi delay antar exchange. Jika tidak dihitung dengan tepat, keuntungan bisa habis tersedot oleh biaya-biaya tersebut.
Arbitrase bisa menjadi strategi menarik untuk mendapatkan keuntungan stabil dari perbedaan harga aset digital. Namun, dibutuhkan respons cepat, pemahaman teknis, dan modal yang cukup agar strategi ini benar-benar menghasilkan.
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
PENDIDIKAN | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu