Perkembangan Situasi dan Penanganan Bencana 31 Juli 2025

BeritaNasional.com - Sejumlah peristiwa bencana terjadi di berbagai wilayah Tanah Air menjelang akhir Juli 2025. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merangkum kejadian-kejadian tersebut hingga Kamis (31/7/2025) pukul 07.00 WIB.
1. Kebakaran lahan kembali terjadi di wilayah Provinsi Kalimantan Selatan pada Rabu, (30/7/2025). Peristiwa ini melibatkan dua kabupaten/kota yakni Kota Banjar Baru dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Hingga saat ini, penyebab kebakaran masih dalam proses penyelidikan oleh pihak berwenang. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, kebakaran ini sempat memicu kekhawatiran warga akibat meluasnya area terdampak.
Total lahan yang terbakar diperkirakan mencapai 5 hektar, dengan titik-titik kejadian tersebar di beberapa lokasi. Di Kota Banjar Baru, kebakaran terjadi di dua lokasi Kelurahan Landasan Ulin, Kecamatan Liang Anggang dengan luas lahan terbakar sekitar 0,001 hektar, serta di Kelurahan Sei Tiung, Kecamatan Cempaka yang merupakan titik terparah dengan luas lahan terdampak mencapai 5 hektar. Sementara itu, di Kabupaten Hulu Sungai Tengah, kebakaran terjadi di Kelurahan Barabai Timur, Kecamatan Barabai, dengan luas terbakar sekitar 0,01 hektar.
Menanggapi situasi ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kalimantan Selatan bergerak cepat dengan melakukan observasi dan pendataan di lokasi kejadian. Upaya pemadaman dilakukan secara langsung di lapangan, dengan dukungan satu unit water supply berkapasitas 4.000 liter yang digunakan untuk membantu proses pemadaman api di area terdampak. Kondisi cuaca panas dan lahan yang kering akibat musim kemarau menjadi tantangan dalam penanganan kebakaran ini.
Pemadam kebakaran, dan unsur masyarakat setempat, seluruh titik api berhasil dipadamkan pada hari yang sama. Saat ini, kondisi telah dinyatakan aman dan proses pemantauan pasca kejadian masih terus dilakukan guna mencegah potensi munculnya titik api baru.
2. Tak hanya di Kalimantan Selatan, kebakaran lahan juga terjadi di wilayah Kalimantan Timur. Peristiwa ini terjadi di Desa Sungai Parit, Kecamatan Penajam, Kabupaten Penajam Paser Utara, pada Rabu, (30/7/2025) sekitar pukul 12.21 WITA. Berdasarkan hasil peninjauan awal di lapangan, kebakaran diduga dipicu oleh kemarau panjang yang menyebabkan kondisi lahan menjadi sangat kering dan mudah terbakar.
Dalam kejadian tersebut, luas lahan yang terbakar mencapai sekitar 1,3 hektar. Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan, namun kebakaran menimbulkan kekhawatiran karena terjadi di tengah cuaca ekstrem dan angin kencang yang berpotensi mempercepat penyebaran api ke area yang lebih luas, termasuk mendekati wilayah permukiman.
Menanggapi insiden ini, BPBD Kabupaten Penajam Paser Utara segera berkoordinasi dengan berbagai unsur terkait dan langsung melakukan pemadaman di lokasi kejadian. Proses pemadaman melibatkan berbagai armada dan sumber daya dari sejumlah instansi.
Upaya dilakukan dengan menyemprotkan air menggunakan mobil tangki BPBD, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Penajam Paser Utara, mobil pemadam Dinas Pertanian, serta mobil Armored Water Cannon milik Polres Penajam Paser Utara. Langkah ini dilakukan secara cepat dan terkoordinasi untuk meminimalkan dampak kebakaran.
Kondisi terkini, seluruh titik api telah berhasil dipadamkan, dan proses pendinginan telah dilakukan untuk mencegah kebakaran susulan. Petugas juga melakukan monitoring lanjutan di sekitar lokasi guna memastikan tidak ada titik api baru yang muncul dari bara yang tersisa.
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara mengimbau masyarakat agar tidak melakukan pembakaran lahan secara terbuka, terutama selama musim kemarau. Partisipasi aktif masyarakat dalam melaporkan kejadian seperti ini sangat penting demi percepatan respons dan penanganan.
3. Di waktu yang hampir bersamaan, wilayah Kalimantan Utara turut menghadapi kebakaran lahan. Kejadian ini berlangsung pada Rabu, (30/7) sekitar pukul 02.30 WITA, di Desa Wonomulyo, Kecamatan Tanjung Palas Timur. Berdasarkan laporan dari tim lapangan, api pertama kali muncul dari bagian bawah lahan kosong. Karena kondisi vegetasi kering serta angin yang bertiup cukup kencang, api dengan cepat menjalar ke area lereng dan bagian atas gunung.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Namun, luas lahan yang terdampak mencapai sekitar 1,5 hektar, yang sebagian besar merupakan semak belukar kering dan lahan terbuka. Kondisi medan yang berbukit membuat penyebaran api terjadi secara agresif dan memerlukan penanganan cepat serta terkoordinasi.
BPBD Kabupaten Bulungan segera bergerak cepat menuju lokasi dan melakukan pemadaman bersama unsur terkait. Operasi pemadaman ini dilakukan dengan melibatkan sejumlah instansi, di antaranya: Polresta Bulungan, Manggala Agni, Masyarakat Peduli Api, Wonomulyo, serta dukungan aktif dari masyarakat setempat. Koordinasi lapangan juga dilakukan untuk memastikan area terdampak dapat diakses secara aman oleh petugas.
Dalam upaya pemadaman ini, tim gabungan menggunakan berbagai perlengkapan dan kendaraan taktis. Beberapa peralatan utama yang digunakan di antaranya 1 unit Peralatan pemadam portabel, 3 unit gepyok pemukul api, 3 pompa gendong, 1 mobil tangki air BPBD, 1 mobil slip-on, 1 mobil patroli, dan 1 unit mobil Hilux. Selain itu, tim juga dilengkapi dengan 16 selang Karhutla, 5 unit nozzle, 2 selang spiral, serta berbagai perlengkapan penanganan darurat lainnya.
Setelah kurang lebih 16 jam upaya pemadaman, api berhasil dipadamkan secara total pada pukul 18.30 WITA di hari yang sama. Tim gabungan juga melaksanakan pendinginan dan penyisiran area bekas kebakaran untuk memastikan tidak ada sisa bara api yang berpotensi menimbulkan kebakaran susulan.
4. Peristiwa bencana lainnya juga terjadi di wilayah lain, musim kemarau yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Semarang mulai berdampak pada ketersediaan air bersih. Debit air yang menurun drastis sejak Selasa, (29/7), menyebabkan warga di Dusun Borangan, Desa Candirejo, Kecamatan Pringapus mengalami kesulitan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.
Sebanyak 70 Kepala Keluarga atau sekitar 210 jiwa terdampak langsung oleh kekeringan yang terjadi. Meski tidak menimbulkan kerugian materiel, kondisi ini cukup mengganggu aktivitas masyarakat.
Sebagai bentuk respons tanggap darurat, BPBD Kabupaten Semarang melakukan pendistribusian bantuan air bersih. Sebanyak dua unit truk tangki dikerahkan ke lokasi dengan total volume air mencapai 10.000 liter. Bantuan tersebut berasal dari dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Semarang.
Kegiatan pendistribusian air bersih ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pokok masyarakat terdampak sekaligus sebagai langkah antisipatif atas potensi kekeringan yang lebih luas. BPBD juga terus memantau perkembangan kondisi di lapangan dan siap melakukan upaya lanjutan apabila dibutuhkan.
BNPB mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana di musim kemarau. Hindari aktivitas yang dapat memicu kebakaran, seperti membakar sampah atau lahan secara terbuka. Jika melihat tanda-tanda kebakaran atau kekeringan ekstrem, segera laporkan kepada aparat atau posko kebencanaan terdekat. Selain itu, pemerintah daerah agar memperkuat deteksi dini, menyiapkan cadangan air bersih, dan mengaktifkan sistem respons cepat di wilayah rawan.
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 21 jam yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu