Anomali Cuaca, BNPB Minta Masyarakat Waspada Banjir dan Angin Kencang di Musim Kemarau

Oleh: Tim Redaksi
Jumat, 01 Agustus 2025 | 22:00 WIB
Warga beraktivitas saat banjir setinggi 60 cm di Rt 16 Rw 06, Kawasan Bantaran Kali Ciliwung, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025). (Beritanasional.com/Oke Atmaja)
Warga beraktivitas saat banjir setinggi 60 cm di Rt 16 Rw 06, Kawasan Bantaran Kali Ciliwung, Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (8/7/2025). (Beritanasional.com/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) meminta pemerintah daerah dan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap anomali cuaca. 

Pasalnya, peristiwa bencana hidrometeorologi seperti banjir dan angin kencang justru terjadi di tengah puncak musim kemarau.

"Bencana hidrometeorologi basah terjadi di tengah musim kemarau, kepada seluruh pemerintah daerah dan masyarakat untuk selalu waspada dan meningkatkan kesiapsiagaan," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari melalui keterangan persnya pada Jumat (1/8/2025).

Abdul menjelaskan, bencana ini terjadi di Provinsi Bengkulu, Sumatera Selatan, dan Jawa Tengah, menyebabkan pemukiman dan infrastruktur rusak.

Di Bengkulu, banjir melanda Kabupaten Seluma setelah hujan deras mengguyur sejak Kamis (31/7) malam. Akibatnya, 206 rumah, satu kantor desa, lima ruas jalan, dan satu jembatan gantung rusak.

Pada hari yang sama, hujan deras juga memicu meluapnya air sungai di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan. Banjir ini berdampak pada 82 kepala keluarga atau 322 warga. Di saat bersamaan, petugas juga harus menangani kebakaran lahan yang terjadi.

Sementara itu, pada Rabu (30/7), cuaca ekstrem berupa angin kencang menerjang Kabupaten Rembang, Jawa Tengah. Bencana ini mengakibatkan 41 rumah warga mengalami kerusakan. Saat ini, warga dan tim gabungan sedang bergotong royong membersihkan material dan memperbaiki rumah yang rusak.

Abdul Muhari menegaskan bahwa serangkaian kejadian ini membuktikan pentingnya mitigasi bencana. 

Ia meminta agar upaya seperti pembersihan drainase, pemangkasan pohon rapuh, dan sosialisasi larangan membakar lahan harus diperkuat di tengah puncak musim kemarau Juli-Agustus ini untuk meminimalisasi risiko bencana.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: