Hujan Ekstrem serta Banjir di Semarang dan Grobogan, BNPB Modifikasi Cuaca Selama 3 Hari
BeritaNasional.com - Menindaklanjuti laporan hujan ekstrem yang nyaris tak henti dan banjir di Grobogan sejak Selasa (21/10/2025) dan Semarang sejak Rabu (22/10/2025), Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto menginstruksikan Kedeputian Bidang Penanganan Darurat untuk segera melaksanakan operasi modifikasi cuaca (OMC).
Sabtu (25/10/2025) pagi ini, pesawat Cessna Caravan PK-SNM yang tiba di Semarang sejak Jumat (24/10/2025) malam, mulai bertugas melakukan modifikasi cuaca dengan menebar bahan semai natrium klorida (NaCl) dan kalsium oksida (CaO). Total ada 10 ton NaCl dan 2 ton CaO yang akan ditebar secara berkala melalui beberapa sortie penerbangan.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menyampaikan, tujuan utama OMC ini adalah redistribusi curah hujan agar tidak turun di wilayah yang saat ini sudah tergenang, termasuk di bagian hulu sungai.
"Dengan kata lain, operasi ini bukan menghentikan hujan, melainkan mengatur di mana hujan itu jatuh," kata Abdul Muhari dalam keterangannya.
Dia menguraikan, kawasan yang menjadi perhatian utama kali ini adalah wilayah hulu Sungai Tuntang dan Lusi yang melintasi Kabupaten Grobogan. Di sana, tanggul sungai yang sudah jebol akibat tekanan air yang tinggi harus mendapatkan penguatan. Jalur dan tanggul bantalan rel kereta api penghubung Jakarta–Surabaya yang melintas di atasnya juga masih bisa terancam bila banjir kembali datang.
Selain itu, Muhari menjelaslan, OMC juga difokuskan untuk mengatur agar hujan tidak turun di wilayah Kota Semarang yang saat ini masih dilakukan penyedotan genangan banjir. Dengan mengalihkan hujan ke lokasi yang lebih aman, BNPB berharap debit air sungai dapat berkurang secara bertahap, memberi waktu bagi tim lapangan untuk melakukan penyedotan banjir dan penguatan tanggul.
Dalam praktiknya, kata dia, operasi ini merupakan kerja kolaboratif. BNPB bekerja sama dengan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), TNI AU, serta BPBD Provinsi Jawa Tengah.
"Tim meteorolog memantau peta awan dari ruang kendali, menentukan waktu dan ketinggian semai paling tepat. Pilot mengendalikan pesawat mencari posisi bibit awan hujan, lalu menaburkan bahan semai yang akan bereaksi dengan uap air di atmosfer," terang Muhari.
Sementara itu, menurut Muhari, BMKG memprediksi curah hujan tinggi di wilayah Jawa Tengah masih akan berlangsung hingga awal November. Hal itu dipengaruhi oleh aktifnya fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) dan gelombang Rossby ekuatorial. Artinya, ancaman genangan masih ada, bahkan ketika OMC dilakukan.
"OMC ini akan berlangsung selama tiga hingga lima hari, tergantung pada hasil evaluasi harian. Setiap penerbangan menjadi satu siklus percobaan dan menentukan apakah awan yang disemai menghasilkan hujan di titik yang diinginkan. Data satelit dan radar cuaca menjadi panduan utama dalam setiap keputusan," jelasnya.
Sebelumnya dilaporkan, hujan deras turun nyaris tanpa henti di Semarang, Jawa Tengah sejak Rabu (22/10/2025), menimbulkan genangan banjir di kawasan Genuk dan Pedurungan setinggi lutut orang dewasa. Sebanyak 4.265 jiwa di Kecamatan Genuk dan 33.915 jiwa di Muktiharjo Kidul, Kecamatan Pedurungan, terdampak banjir meski belum harus mengungsi.
Berbagai upaya terus dilakukan, seperti mengoperasikan pompa-pompa pengendali banjir. Namun hujan belum kunjung berhenti dan prakiraan cuaca dari Stasiun Meteorologi Kelas II Ahmad Yani Semarang menyatakan potensi hujan masih ada hingga beberapa hari ke depan.
Banjir juga terjadi di Kabupaten Grobogan sejak Selasa (21/10/2025) kemarin. Banjir dipicu kombinasi curah hujan ekstrem, dan meluapnya beberapa sungai besar seperti Serang, Lusi, Tuntang, Renggong, dan Jajar, serta jebolnya tanggul di dua lokasi strategis. Sebanyak 2.263 rumah di 28 desa dari 14 kecamatan terdampak dengan ketinggian air setinggi lutut hingga pinggang orang dewasa, yang juga merendam persawahan seluas 285 hektare yang baru saja ditanami padi.
Di Kecamatan Gubug, tanggul kanan Kali Tuntang di sekitar Desa Rowosari jebol tepat di sisi rel kereta lintas Jakarta–Surabaya. Petugas PT KAI DAOP IV Semarang turun ke lokasi untuk melakukan penanganan darurat bersama BBWS dan BPBD.
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 20 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 20 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu






