Apa Saja Rukun Jual Beli dalam Islam? Simak di sini

Oleh: Sri Utami Setia Ningrum
Selasa, 05 Agustus 2025 | 08:00 WIB
Ilustrasi perniagaan/bisnis (BeritaNasional/Freepik)
Ilustrasi perniagaan/bisnis (BeritaNasional/Freepik)

BeritaNasional.com -  Dalam agama islam altifitas perniagaan diatur secara jelas dan tegas. 

Praktik jual beli dalam Islam diatur dengan dasar hukum yang tercatat pada Al-Quran dan hadis, tepatnya pada surat Al-Baqarah ayat 275 dan hadis riwayat Al-Bazzar.

Rukun Jual Beli

Seperti yang disebutkan sebelumnya, terdapat empat poin utama dalam rukun jual beli. Keemat rukun tersebut perlu dipenuhi agar terwujud transaksi jual beli yang sah dan sesuai dengan prinsip Islam.
Adapun rukun jual beli dalam Islam meliputi keterlibatan penjual, pembeli, barang atau jasa yang dijual, dan ijab qabul (serah terima). Sederhananya, rukun jual beli dirangkum sebagai berikut:

1. Terdapat dua pihak yang bertransaksi, yaitu penjual dan pembeli.
2. Barang atau jasa yang dijual tersedia.
3. Harga yang ditetapkan bisa diukur dengan nilai mata uang atau alat pembayaran yang berlaku di wilayah tertentu.
4. Terjadi ijab qabul atau serah terima dari penjual ke pembeli.

Larangan Jual Beli dalam Islam

Pada dasarnya, semua transaksi yang mengikuti rukun jual beli dan syaratnya dianggap sah. Namun, terdapat beberapa macam transaksi yang dilarang dalam Islam, seperti:

1. Jual beli barang haram, seperti daging babi, darah, dan bangkai.

2. Jual beli anak binatang yang masih dalam perut induknya.

3. Jual beli barang yang bukan sepenuhnya menjadi hak pemilik penjual.

4. Jual beli barang yang tidak pasti.

5. Jual beli sperma hewan mengingat kadar dan bentuknya tidak bisa diukur dengan pasti.

6. Jual beli tanaman yang belum pasti bisa dipanen.

Selain larangan jual beli di atas, terdapat beberapa bentuk jual beli yang sah namun dilarang dalam Islam, di antaranya:

1. Mengurangi timbangan barang yang dijual.

2. Menimbun barang untuk dijual dengan harga lebih tinggi.

3. Menjual barang yang sudah dipesan oleh pelanggan lain.

4. Melakukan transaksi jual beli saat khutbah atau salat Jumat.

5. Melakukan penipuan secara sengaja untuk mendapatkan untung lebihsinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: