Jumlah Dokter Spesialis Minim, Menko PMK Usulkan Program 'Spesialis Keliling' di Bojonegoro

BeritaNasional.com - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menekankan pentingnya penguatan ekosistem untuk meningkatkan jumlah dan kualitas sumber daya manusia (SDM) kesehatan, khususnya dokter spesialis di Kabupaten Bojonegoro.
Pratikno. menyebutkan bahwa saat ini di wilayah Padangan baru terdapat 15 jenis dokter spesialis, dan hanya satu orang dokter spesialis mata. Padahal, jenis penyakit dengan tingkat prevalensi tinggi di wilayah tersebut antara lain kardiovaskular, paru, dan gangguan penglihatan.
Menurutnya, kebutuhan dokter spesialis dalam jangka pendek tidak bisa dipenuhi secara instan. Oleh karena itu, perlu strategi jangka pendek seperti menghadirkan program "spesialis keliling" (speling), di mana dokter spesialis dari rumah sakit besar datang secara berkala ke rumah sakit lain untuk memberikan layanan.
Namun, ia menegaskan, hal yang lebih penting adalah membangun ekosistem SDM kesehatan secara berkelanjutan. Hal ini dimulai dari talent development melalui pendidikan kedokteran dan spesialis, dengan skema beasiswa yang mewajibkan lulusan untuk kembali mengabdi di daerah.
Selain itu, diperlukan pula strategi talent retention agar dokter spesialis yang sudah ada tetap bertahan, serta talent acquisition untuk menarik dokter dari luar daerah agar bersedia tinggal dan bekerja di Bojonegoro.
"APBD Bojonegoro ini cukup besar dan harus dimanfaatkan untuk hal-hal produktif, salah satunya pengembangan ekosistem SDM kesehatan," ujar Pratikno dalam keterangannya, Rabu (6/8/2025).
Untuk mendukung ekosistem kesehatan, Pratikno juga menekankan pentingnya membangun ekosistem pendidikan yang selaras, mulai dari jenjang PAUD, dasar, menengah, hingga perguruan tinggi. Hal ini bertujuan agar tenaga kesehatan merasa nyaman tinggal di Bojonegoro dan memiliki akses pendidikan yang layak untuk anak-anak mereka.
Selain ekosistem kesehatan dan pendidikan, dia juga mendorong pengembangan ekosistem wisata, agar dokter dan tenaga kesehatan merasa betah dan memiliki kualitas hidup yang baik.
Jika ekosistem ini kuat, maka dapat dikembangkan lebih lanjut melalui penyelenggaraan pendidikan dokter spesialis berbasis rumah sakit (hospital-based), tanpa harus menunggu kehadiran fakultas kedokteran di daerah.
"Kalau membangun rumah sakit besar, bisa sekaligus mendorong pertumbuhan kawasan sekitar. Bisa ada akademi keperawatan, bahkan fakultas kedokteran jarak jauh. Ini bisa menjadi kawasan yang digerakkan oleh health tourism dan health education," terangnya.
Ia juga menekankan pentingnya dukungan lintas sektor dalam membangun ekosistem tersebut. Ia menyampaikan bahwa tugas kepala rumah sakit dan dinas kesehatan adalah mengelola layanan dan sumber daya, sementara tugas bupati, wakil bupati, dan DPRD adalah mendukung dari sisi kebijakan dan anggaran.
Pratikno pun menyampaikan harapannya agar wilayah Padangan dapat berkembang menjadi kawasan healing and wellness. Menurutnya, Padangan bisa menjadi The Capital of Healing Wellness. Sebuah distrik medis di sekitar RSUD Padangan, yang terintegrasi dengan pusat pekerja di Sonorejo, spiritual wellness di Masjid An-Nahda, art wellness di Kasiman dengan kerajinan kayu jati, dan historical wellness di Kota Tua Padangan.
"Kalau ekosistem ini dibangun, ini akan menjadi kawasan yang menarik. Hal serupa bisa direplikasi di tempat lain," pungkasnya.
TEKNOLOGI | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 15 jam yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 5 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 23 jam yang lalu