Komisi XI DPR Nilai Pertumbuhan Ekonomi 5,12 Persen Perlu Dicermati

BeritaNasional.com - Wakil Ketua Komisi XI DPR RI Hanif Dhakiri mengatakan pertumbuhan ekonomi 5,12 persen pada kuartal II 2025 menunjukan ketahanan ekonomi nasional. Namun, pertumbuhan ekonomi ini perlu dibaca cermat dari sisi kualitas dan keberlanjutan.
"Capaian 5,12 persen tentu menggembirakan, tapi harus dikawal agar tidak semata ditopang stimulus dan konsumsi sesaat. Fondasi ekonominya harus diperkuat, terutama dari sektor-sektor produktif rakyat," ujar Hanif dalam keterangannya pada Kamis (7/8/2025).
Struktur pertumbuhan saat ini masih didominasi konsumsi rumah tangga dan belanja pemerintah. Sementara itu, investasi swasta jangka panjang dan ekspor berbasis nilai tambah belum pulih optimal.
Hanif mengingatkan, jika stimulus melambat atau daya beli tertekan, ruang pertumbuhan bisa menyempit pada semester berikutnya.
"Kita butuh arah fiskal dan kebijakan ekonomi yang makin presisi: tidak hanya menjaga permintaan, tapi juga mendorong ekspansi sektor produksi, hilirisasi, serta distribusi investasi ke daerah," ujar Hanif.
Wakil Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menegaskan bahwa Fraksi PKB mendukung penuh visi Presiden Prabowo Subianto dalam membangun ekonomi nasional yang berdaulat, adil, dan berpihak kepada rakyat.
Komitmen presiden untuk menjalankan Pasal 33 UUD 1945 harus menjadi rujukan utama dalam desain fiskal, insentif investasi, dan pengelolaan sumber daya strategis nasional.
"Keadilan ekonomi tidak lahir dari pertumbuhan semata, tapi dari arah kebijakan yang menempatkan kemakmuran rakyat sebagai tujuan utama,"tegasnya.
Ia juga menekankan pentingnya keberpihakan yang lebih nyata terhadap UMKM, koperasi, sektor pertanian, dan ekonomi digital rakyat. Stabilitas harga pangan dan energi juga menjadi elemen vital dalam menjaga daya beli masyarakat serta menciptakan kepercayaan publik terhadap arah ekonomi nasional.
Fraksi PKB, menurut Hanif, akan terus mendorong agar pertumbuhan ekonomi tidak hanya terakumulasi dalam angka makro, tetapi benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas.
"Pertumbuhan 5 persen hanya berarti jika ia menyentuh yang 40 persen terbawah. Itulah makna pertumbuhan berkeadilan," tandasnya
Sebelumnya, pemerintah terus berkomitmen menjaga ketahanan dan momentum pertumbuhan ekonomi nasional di tengah meningkatnya tantangan berupa ketidakpastian global.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto mengatakan fondasi perekonomian Indonesia terbukti kokoh dengan kinerja solid melalui capaian pertumbuhan sebesar 5,12% (yoy) pada Triwulan II tahun 2025 dan mengalami peningkatan dari triwulan sebelumnya yang sebesar 4,87% (yoy).
“Alhamdulillah kita kembali ke jalur 5%, jadi 5,12%. Indonesia hanya di bawah China yang 5,2%. Beberapa negara di bawah kita mulai Malaysia, Singapura, kemudian berbagai negara lain, termasuk Amerika yang 2%, kemudian Korea juga relatif rendah, sehingga di antara negara G20 dan ASEAN, kita salah satu yang tertinggi,” ujar Airlangga dikutip, Rabu (6/8/2025).
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 17 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 11 jam yang lalu