Perplexity AI Tawarkan Rp 564 Triliun untuk Beli Chrome dari Google

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 14 Agustus 2025 | 00:32 WIB
Ilustrasi platform Perplexity AI. (Foto/doc. Perplexity)
Ilustrasi platform Perplexity AI. (Foto/doc. Perplexity)

BeritaNasional.com -  Perusahaan rintisan kecerdasan buatan, Perplexity AI, kembali menjadi sorotan usai melayangkan tawaran mengejutkan kepada Google yakni membeli Chrome, salah peramban internet paling populer di dunia.

Nilai tawaran yang disampaikan tak main-main, mencapai $34,5 miliar atau sekitar Rp564 triliun (mengacu kurs Rp16.350 per dolar AS).

Informasi ini pertama kali diungkap melalui laporan eksklusif Reuters, dan langsung memancing reaksi luas dari publik maupun para pengamat industri teknologi global.

Tawaran Fantastis, Tanpa Rencana Pembayaran yang Jelas

Menariknya, meskipun nilai akuisisi yang ditawarkan begitu besar, Perplexity belum membeberkan secara gamblang bagaimana mereka akan membiayai pembelian tersebut.

Mereka hanya menyebut bahwa sejumlah dana investasi menyatakan kesediaannya untuk mendukung pembiayaan penuh namun tidak ada satu pun nama investor yang diungkap.

Perlu diketahui, startup ini sejauh ini baru mengumpulkan pendanaan sekitar $1 miliar, jauh di bawah nilai yang diajukan untuk membeli Chrome.

Ini bukan pertama kalinya Perplexity mencuri perhatian lewat rencana akuisisi ambisius. Pada Januari 2025, mereka sempat mengutarakan minat untuk membeli operasi TikTok di AS. Namun hingga saat ini, belum ada tindak lanjut konkret dari proposal tersebut.

Dengan langkah terbarunya ini, Perplexity seolah ingin menunjukkan keseriusannya dalam menjadi pemain besar di ekosistem internet global, khususnya dalam persaingan layanan AI dan peramban.

Google Belum Beri Tanggapan

Hingga saat ini, Google belum pernah menyatakan keinginan untuk melepas Chrome, dan kabarnya mereka tengah mempersiapkan banding terhadap putusan pengadilan AS tahun lalu yang menyatakan Google menjalankan praktik monopoli di sektor pencarian daring.

Sebagai bagian dari proses hukum tersebut, Departemen Kehakiman AS (DOJ) memang mendorong agar Chrome dipisahkan dari Google sebagai upaya menyeimbangkan persaingan pasar. Putusan final soal ini diperkirakan akan keluar dalam beberapa minggu ke depan.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: