Masalah KLB Campak di Sumenep, Komisi IX Dorong Pendekatan yang Lebih Humanis

Oleh: Ahda Bayhaqi
Kamis, 28 Agustus 2025 | 15:15 WIB
Ilustrasi campak. (Foto/freepik)
Ilustrasi campak. (Foto/freepik)

BeritaNasional.com -  Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Nihayatul Wafiroh, menilai bahwa penanganan masalah Kejadian Luar Biasa (KLB) campak di Sumenep, Jawa Timur, tidak cukup hanya mengandalkan intervensi dari pemerintah daerah dan Dinas Kesehatan setempat.

Menurutnya, persoalan ini tidak semata karena kurangnya layanan vaksinasi, tetapi juga disebabkan oleh adanya penolakan dari sebagian masyarakat.

“Persoalan utama di Sumenep bukan sekadar kurangnya layanan vaksinasi, tapi adanya penolakan dari sebagian masyarakat terhadap vaksin, apa pun jenisnya,” ujar Ninik dalam keterangannya, Kamis (28/8/2025).

Ia menambahkan bahwa pendekatan yang terlalu formal sering kali kurang efektif jika tidak disesuaikan dengan konteks budaya lokal. Oleh karena itu, diperlukan strategi yang lebih halus dan berbasis pendekatan sosial kultural.

“Saya kira penanganannya harus lebih soft. Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri. Harus melibatkan tokoh agama, tokoh adat, dan pemuka masyarakat di sana. Merekalah yang punya kedekatan emosional dengan warga dan bisa secara perlahan menyadarkan pentingnya vaksinasi,” jelasnya.

Ninik juga menekankan pentingnya komunikasi yang tepat, inklusif, dan berbasis kepercayaan sebagai kunci keberhasilan dalam meningkatkan cakupan vaksinasi di daerah-daerah dengan tingkat resistensi tinggi seperti Sumenep.

“Kita tidak bisa memaksakan. Tapi dengan pendekatan yang kolaboratif dan humanis, saya yakin masyarakat bisa lebih terbuka untuk menerima vaksin demi kesehatan bersama,” pungkasnya.

Ia menegaskan bahwa Komisi IX DPR RI akan terus memantau perkembangan penanganan KLB campak di berbagai daerah serta mendorong upaya lintas sektor agar penanggulangan bisa berjalan lebih efektif dan menyentuh akar persoalan di masyarakat.sinpo

Editor: Imantoko Kurniadi
Komentar: