AS dan China Capai Kerangka Kesepakatan TikTok, Larangan Bisa Dihentikan?

BeritaNasional.com - Pemerintah Amerika Serikat dan China dikabarkan telah mencapai “kerangka kesepakatan” terkait aplikasi media sosial populer, TikTok, hanya beberapa hari sebelum tenggat waktu yang berpotensi melarang aplikasi ini di AS. Pernyataan itu disampaikan Sekretaris Perbendaharaan AS, Scott Bessent, pada Senin (15/9/2025).
Bessent tidak merinci pihak-pihak yang terlibat dalam kesepakatan tersebut maupun rincian teknisnya, termasuk pengendalian algoritma TikTok.
“Kami tidak akan membicarakan tim komersial dari kesepakatan ini. Ini antara dua pihak swasta, tetapi ketentuan komersialnya sudah disepakati,” kata Bessent dilansir dari NBC News, Selasa (16/9/2025).
Ia menekankan bahwa kesepakatan ini adil bagi pihak Tiongkok sekaligus tetap memprioritaskan keamanan nasional AS.
Pernyataan serupa disampaikan Wakil Menteri Perdagangan Tiongkok, Li Chenggang, yang mengatakan bahwa kedua negara telah mencapai “konsensus kerangka dasar untuk menyelesaikan isu terkait TikTok melalui cara kooperatif, mengurangi hambatan investasi, dan mendorong kerja sama ekonomi dan perdagangan.”
Kesepakatan ini muncul di tengah sejarah panjang kontroversi TikTok di AS. Aplikasi yang dimiliki ByteDance ini sebelumnya terancam dilarang berdasarkan undang-undang AS 2024 yang mewajibkan kepemilikan oleh pihak berbasis AS atau menghadapi denda besar. Meskipun demikian, TikTok tetap beroperasi sementara perpanjangan administrasi presiden dilakukan, termasuk perintah eksekutif Trump yang telah diperpanjang beberapa kali.
Presiden Donald Trump pun menanggapi perkembangan ini di media sosial, menyebut kesepakatan itu “menyelamatkan perusahaan yang sangat ingin diselamatkan generasi muda di negara kita.” Trump berencana berbicara dengan Presiden Tiongkok Xi Jinping terkait hal ini. Sementara itu, Wakil Presiden JD Vance disebut memainkan peran penting dalam negosiasi kerangka kesepakatan di Madrid.
Sejumlah calon pembeli berbasis AS sebelumnya telah menunjukkan minat untuk membeli TikTok, termasuk Amazon, Oracle, Blackstone, dan Andreessen Horowitz. Investor TikTok asal AS, Jeffrey Yass, juga tercatat aktif melobi untuk menjaga operasi aplikasi di AS.
Menteri Perdagangan Howard Lutnick menegaskan bahwa dukungan Trump terhadap TikTok tetap kuat, namun menekankan pentingnya pengendalian algoritma dan kepemilikan AS agar platform tetap aman dan dapat beroperasi di negara tersebut.
Dengan tercapainya kerangka kesepakatan ini, TikTok kemungkinan besar dapat terus beroperasi di AS, mengakhiri ketidakpastian hukum yang telah berlangsung bertahun-tahun dan memberikan kepastian bagi ratusan juta pengguna di Amerika Serikat.
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
TEKNOLOGI | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 17 jam yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu