Inggris Beri Peringatan Keras kepada Israel untuk Tidak Caplok Wilayah Tepi Barat

Oleh: Tim Redaksi
Senin, 22 September 2025 | 16:00 WIB
Menteri Luar Negeri Inggris Yvette Cooper. (Foto/Instagram)
Menteri Luar Negeri Inggris Yvette Cooper. (Foto/Instagram)

BeritaNasional.com - Menteri Luar Negeri Inggris Yvette Cooper mengatakan telah memperingatkan Israel untuk tidak mencaplok sebagian wilayah Tepi Barat sebagai respons atas pengakuan Inggris terhadap Palestina. 

Dilansir dari BBC News pada Senin (22/9/2025), peringatan ini disampaikan Cooper sebelum menghadiri konferensi di PBB, New York.

"Kami sudah jelas bahwa keputusan yang kami ambil ini adalah cara terbaik untuk menghormati keamanan Israel dan keamanan Palestina. Ini tentang melindungi perdamaian, keadilan, dan yang terpenting, keamanan Timur Tengah," kata Cooper.

Perdana Menteri Inggris, Sir Keir Starmer mengumumkan pengakuan negaranya terhadap Palestina pada Minggu (21/9/2025) diikuti oleh Kanada dan Australia.

Keputusan ini langsung menuai kecaman keras dari Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu. Ia menyebut langkah tersebut sebagai "hadiah besar bagi terorisme" dan menegaskan tidak akan ada negara Palestina di sebelah barat Sungai Yordan.

Solusi Dua Negara dan Kecaman dari Berbagai Pihak

Cooper menambahkan bahwa pengakuan ini adalah upaya untuk menghidupkan kembali solusi dua negara, yang dianggap sebagai kewajiban moral Inggris. Ia menolak sikap mudah yang menganggap isu ini terlalu sulit.

"Hal yang mudah dilakukan adalah pergi begitu saja dan berkata, yah, semuanya terlalu sulit. Kita hanya berpikir itu salah ketika kita telah melihat kehancuran dan penderitaan seperti itu," kata Cooper.

"Sebagaimana kita mengakui Israel, negara Israel. Maka, kita juga harus mengakui hak-hak Palestina untuk memiliki negara mereka sendiri," lanjutnya.

Kondisi Terkini dan Dukungan Internasional

Hingga saat ini, Palestina diakui oleh sekitar 75% dari 193 negara anggota PBB. Namun, pengakuan ini sebagian besar bersifat simbolis karena Palestina tidak memiliki batas wilayah, ibu kota, atau tentara yang diakui secara internasional.

Solusi dua negara merujuk pada pembentukan negara Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya. Hal ini sejalan dengan batas-batas sebelum perang Arab-Israel 1967.

Di tengah situasi ini, para menteri Inggris menyoroti ekspansi permukiman Israel di Tepi Barat yang diduduki yang dianggap ilegal menurut hukum internasional sebagai salah satu faktor kunci di balik keputusan mereka.

Meskipun demikian, Netanyahu kembali menegaskan niatnya. "Kami menggandakan pemukiman Yahudi di Yudea dan Samaria (Tepi Barat) dan kami akan melanjutkan jalan ini," ujarnya. 

Menteri sayap kanan Israel Itamar Ben Gvir bahkan menyerukan agar Israel mencaplok Tepi Barat dan membubarkan Otoritas Palestina.

Di sisi lain, Presiden Palestina Mahmoud Abbas menyambut baik keputusan Inggris berharap hal ini akan membantu negara Palestina untuk hidup berdampingan dengan negara Israel dalam keamanan, perdamaian, dan hubungan bertetangga yang baik.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: