Pemprov DKI Persilakan Orangtua Bawa Anak Hobi Tawuran Dibina di Panti Sosial

Oleh: Lydia Fransisca
Jumat, 26 September 2025 | 18:00 WIB
Anak hobi tawuran (Foto/Istock)
Anak hobi tawuran (Foto/Istock)

BeritaNasional.com - Pemprov DKI Jakarta mempersilakan orangtua membawa anak mereka yang kerap terlibat tawuran pelajar untuk dibina di panti sosial milik Dinas Sosial (Dinsos). 

Kepala Dinsos DKI Jakarta Iqbal Akbarudin mengatakan, mekanisme pembinaan bisa diajukan kepada perangkat daerah masing-masing.

"Kalau ada rujukan anak tawuran (untuk dibina di panti sosial), kami terima. Rujukannya dari RT-RW, lurah, dan wali kota," kata Iqbal kepada wartawan, Jumat (26/9/2025).

Iqbal berujar, pihaknya memang tidak melakukan penjaringan langsung terhadap pelajar yang terlibat tawuran. Namun, Dinsos DKI siap menampung mereka untuk dibina. 

Sebelum masuk program pembinaan, para remaja akan menjalani asesmen di Panti Sosial Cengkareng, Jakarta Barat.

"Nanti diterima di panti Cengkareng. Ada pembinaan dulu, kita treatment dulu. Dari situ nanti kita petakan, kita identifikasikan mana yang layak diangkut ke sini, Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 1," ujar Iqbal.

Saat ini, terdapat sekitar 7.700 warga yang dibina di 22 panti sosial milik Dinsos DKI. Mayoritas penghuni panti merupakan warga rentan, seperti pengemis, gelandangan, manusia silver, hingga orang dengan gangguan jiwa (ODGJ), yang biasanya dijaring Satpol PP untuk kemudian dibina.

Selama menjalani pembinaan, warga binaan akan mendapatkan pelatihan keterampilan dengan target mampu mandiri setelah satu tahun. Skema pembinaan penuh berlaku khusus bagi warga ber-KTP Jakarta.

Adapun bagi warga pemerlu pelayanan kesejahteraan sosial (PPKS) dari luar daerah, Dinsos DKI akan berkoordinasi dengan dinas sosial asal daerah untuk proses pemulangan.

"Kita punya kegiatan pemulangan, bahkan penjemputan dari daerah luar ke Jakarta maupun mengantar warga dari luar Jakarta ke tempatnya," jelas Iqbal.

Meski demikian, lanjutnya, kondisi setiap individu akan dipertimbangkan. 

"Karena kan mereka juga manusia. Misalnya kondisinya memperihatinkan, kita berikan asesmen, kita lakukan upaya pemulihan dulu. Setelah itu baru kita koordinasi dengan daerah asal," tandasnya.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: