Tim Patriot UI Tampung Keluhan Infrastuktur di Distrik Ulilin Merauke, Ini Masalahnya

Oleh: Tim Redaksi
Minggu, 28 September 2025 | 17:30 WIB
Tim Ekspedisi Patriot UI di Distrik Ulilin, Merauke. (Foto/Tim Ekspedisi Patriot UI)
Tim Ekspedisi Patriot UI di Distrik Ulilin, Merauke. (Foto/Tim Ekspedisi Patriot UI)

BeritaNasional.com - Tim Ekspedisi Patriot dari Universitas Indonesia (UI) menggelar diskusi kelompok terpumpun (FGD) di Distrik Ulilin, Kabupaten Merauke, Papua Selatan, pada Selasa (24/9/2025). 

Kegiatan ini bertujuan mengidentifikasi dan menampung keluhan langsung terkait infrastruktur dan layanan dasar dari para pemangku kepentingan setempat.

Diskusi yang merupakan bagian dari program Transmigrasi Patriot Kementerian Transmigrasi (Kementrans) ini dihadiri perwakilan aparat dan kepala dari sembilan kampung di kawasan transmigrasi, termasuk Kampung Baidub, Kampung Kir Ely, dan Kampung Kandrakai.

Jaringan Lemah, Jalan Rusak, dan Rumah Guru Tak Layak Huni

Sejumlah indikator menjadi sorotan utama dalam FGD tersebut, meliputi jalan dan jembatan, listrik, air bersih, layanan pendidikan dan kesehatan, serta jaringan telekomunikasi. Dari pertemuan tersebut, keluhan yang paling dominan meliputi:

1. Jaringan Telekomunikasi

Masih banyak kampung, salah satunya Kampung Kir Ely, yang belum terjangkau sinyal telepon maupun internet. Meskipun ada tower BTS Bakti Komdigi, jangkauannya terbatas hanya di sekitar kantor kampung. Masalah diperparah karena sinyal di beberapa kampung akan hilang saat listrik PLN padam, padahal pemadaman sering terjadi.

2. Kelistrikan

Kepala Kampung Kandrakai mengeluhkan seringnya listrik padam karena kabel instalasi yang turun ke tanah akibat minimnya tiang listrik. 

"Petugasnya sedikit tapi wilayah kerjanya tiga distrik. Terlalu luas makanya warga banyak yang marah-marah,” jelasnya.

3. Layanan Pendidikan

Hampir semua kepala kampung mengeluhkan kondisi rumah dinas guru yang rusak atau tidak layak huni. Kondisi ini dikhawatirkan memengaruhi kinerja dan membuat guru tidak betah. 

Bahkan, di beberapa tempat, rumah dinas tersebut ditempati oleh Orang Asli Papua (OAP) setempat, sehingga pihak sekolah sulit bertindak.

4. Infrastruktur Jalan dan Jembatan

Walaupun Distrik Ulilin beruntung dilalui jalan provinsi, sebagian besar jalan poros dan jalan kampung masih berupa tanah dan berlubang. Selain itu, jembatan di beberapa kampung, seperti Rawahayu dan Kir Ely, terlalu sempit.
"Kondisi tersebut menyulitkan jalur distribusi karena jembatan hanya muat satu mobil saja. Mobil bermuatan berat yang lebar juga tidak bisa lewat," kata perwakilan warga, menekankan perlunya pelebaran jembatan untuk mendukung distribusi produksi lokal.

Berharap Realisasi Lewat Kementrian Transmigrasi

Tim Ekspedisi Patriot UI berfungsi sebagai jembatan untuk menyampaikan keluhan ini langsung ke pusat.

Program ini digagas Kementerian Transmigrasi untuk mewujudkan transformasi kawasan transmigrasi menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan, dan pemenuhan infrastruktur dasar adalah aspek fundamental dari tujuan tersebut.

Para kepala kampung berharap aspirasi mereka kali ini dapat ditindaklanjuti.

"Kita sudah sering mengungkapkan keluhan melalui musrembang maupun dinas terkait tapi belum pernah netes. Siapa tau melalui Tim Ekspedisi Patriot ini dapat menyampaikan langsung kepada Kementerian Transmigrasi dan dapat direalisasikan,” ujar Kepala Kampung Baidub.

Mustika Sari, Ketua Tim sekaligus Dosen Teknik Sipil UI, menjelaskan bahwa salah satu output Tim Ekspedisi Patriot adalah desain kebijakan pemenuhan infrastruktur konektivitas dan layanan dasar.

“Tim Ekspedisi Patriot UI di KT Muting khususnya Tim 2 Output 5 ini berusaha memastikan perencanaan dan pembangunan infrastruktur kawasan transmigrasi berjalan secara strategis, kontekstual, dan mendukung integrasi ekonomi serta peningkatan kualitas hidup masyarakat transmigrasi,” tandasnya.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: