Dijamin Istri Gus Dur, Polisi Masih Pertimbangkan Tangguhkan Penahanan Delpredo Cs

Oleh: Bachtiarudin Alam
Selasa, 30 September 2025 | 15:50 WIB
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi (kiri) saat memberikan keterangan. (BeritaNasional/Bachtiarudin Alam)
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi (kiri) saat memberikan keterangan. (BeritaNasional/Bachtiarudin Alam)

BeritaNasional.com -  Polda Metro Jaya masih memertimbangkan penangguhan penahanan tersangka penghasutan Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen (DMR) dan beberapa tersangka lainnya.

Pertimbangan itu menyangkut penjamin yang telah dilayangkan sejumlah tokoh tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) salah satunya Istri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid.

“Seperti yang kami sampaikan sebelumnya, beberapa hari yang lalu ini masih dipertimbangkan terus oleh penyidik,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi saat ditanya awak media, Selasa (30/9/2025).

Menurut Ade Ary, setiap penahanan yang dilakukan penyidik telah memiliki alasan baik dari ada yang dapat dilakukan penahanan, ada yang tidak. Semua itu mengacu pada aturan dalam KUHAP.

“Alasan terpenuhinya alat bukti, ada juga alasan kekhawatiran mengulangi perbuatannya, alasan menahan itu. Kemudian ada kekhawatiran melarikan diri, kemudian ada kekhawatiran menghilangkan barang bukti,” kata dia 

“Ini yang disampaikan atau yang tertera dalam KUHAP, Hukum Acara Pidana, yang kami pedomani dalam melaksanakan proses penyelidikan dan penyidikan,” sambungnya. 

Ia kembali menekankan penangguhan penahanan termasuk penjamin yang telah diajukan masih dalam pertimbangan yang nanti disampaikan perkembangannya. 

“Ya itulah yang terus dipertimbangkan oleh penyidik ya, berdasarkan perkembangan situasi, pendalaman yang dilakukan, nanti penyidik yang akan mempertimbangkan. Jadi, yang kami proses pidana adalah pelaku tindak pidana,” bebernya.

Sebelumnya ibu negara Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, Sinta Nuriyah Wahid menyambangi Mapolda Metro Jaya untuk membesuk para aktivis yang ditahan usai aksi unjuk rasa berujung rusuh pada akhir Agustus.  

Ia tergabung dalam Gerakan Nurani Bangsa (GNB) dan menyampaikan prihatin atas penahanan yang menimpa para aktivis terkait kerusuhan.

“Ada sedikit yang ingin saya sampaikan bahwa pertama-tama memang kami semua dari Gerakan Nurani Bangsa, dari tokoh-tokoh tua yang merasa prihatin dengan terjadinya penahanan-penahanan seperti ini,” kata Sinta kepada wartawan, Selasa (23/9/2025).

“Apalagi yang ditahan adalah para aktivis-aktivis yang belum tentu tujuannya untuk memusuhi atau apa ya, ya tidak bisa menerima apa yang diterima oleh masyarakat,” tambah dia

Menurutnya, para aktivis bergerak untuk mewujudkan Negara Indonesia yang berdaulat, bebas bersuara, bebas berpendapat. Karena, mungkin masalah hukum itu disebabkan kesalahpahaman. 

 

“Mungkin dengan ada satu dua kata yang sedikit melenceng sehingga mereka mendapat perlakuan seperti ini,” ujarnya.

Oleh sebab itu, Sinta menjelaskan tujuan dari GNB adalah untuk berdialog dengan kepolisian agar para aktivis yang ditahan bisa dibebaskan berdasarkan asas sisi kemanusiaan.

“Inilah tujuan kita Gerakan Nurani Bangsa datang kemari untuk meluruskan semuanya itu dan membebaskan semuanya itu. Karena mereka adalah anak bangsa kita yang berjuang untuk kemanusiaan dan untuk negara Indonesia,” kata dia.

Kedatangan Sinta turut didampingi, mantan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, eks Ketua KPK Erry Riyana Hardjapamekas, putri Gus Dur yang juga aktivis Inayah Wulandari Wahid, akademisi Karlina R. Supelli, Ketua Umum PGI Pdt. Gomar Gultom, cendekiawan Komaruddin Hidayat, hingga Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara.

Mereka datang langsung disambut Kapolda Metro Jaya, Irjen Pol Asep Edi Suheri dan Wakapolda Brigadir Jenderal Polisi Dekananto Eko Purwono. Mereka pun langsung melakukan pertemuan tertutup 

Sementara, untuk keenam tersangka yakni Direktur Eksekutif Lokataru Foundation, Delpedro Marhaen (DMR), lalu Staf Lokataru, Muzaffar Salim (MS), kemudian Syahdan Husein (SH) yang merupakan Admin Instagram @gejayanmemanggil. Lalu ada Khariq Anhar admin Instagram Aliansi Mahasiswa Penggugat (AMP), RAP selaku profesor R (pembuat dan kurir molotov), serta Figha (FL), perempuan yang menghasut lewat TikTok.

 sinpo

Editor: Sri Utami Setia Ningrum
Komentar: