Taman Ismail Marzuki: Pusat Seni, Budaya, dan Kreativitas Jakarta

Oleh: Tim Redaksi
Rabu, 01 Oktober 2025 | 18:00 WIB
Pengunjung membaca buku di Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumen Sastra HB Jassin, TIM, Jakarta. (Beritanasional/Oke Atmaja)
Pengunjung membaca buku di Perpustakaan Jakarta dan Pusat Dokumen Sastra HB Jassin, TIM, Jakarta. (Beritanasional/Oke Atmaja)

BeritaNasional.com - Taman Ismail Marzuki atau yang lebih dikenal dengan TIM adalah ikon seni dan budaya di Jakarta. Berlokasi di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, TIM sejak lama menjadi rumah bagi seniman, pelajar, dan masyarakat yang ingin menikmati pertunjukan seni, literasi, maupun pameran kreatif.

Setelah mengalami revitalisasi, wajah baru Taman Ismail Marzuki kini semakin modern dengan fasilitas lengkap, tanpa meninggalkan identitasnya sebagai pusat kebudayaan Indonesia.

Sejarah Singkat Taman Ismail Marzuki

Taman Ismail Marzuki diresmikan pada 10 November 1968 oleh Gubernur DKI Jakarta saat itu, Ali Sadikin. Nama taman ini diambil dari Ismail Marzuki, komponis legendaris Indonesia yang menciptakan banyak lagu perjuangan.

Dari sinilah, TIM berkembang menjadi pusat seni terbesar di Jakarta, mewadahi pertunjukan teater, musik, tari, pameran seni rupa, hingga diskusi kebudayaan.

Hingga kini, TIM dikenal sebagai simbol keberagaman seni yang mempertemukan berbagai komunitas budaya, baik lokal maupun internasional.

Fasilitas di Taman Ismail Marzuki

Revitalisasi TIM menghadirkan fasilitas baru yang membuatnya semakin nyaman dan menarik, di antaranya:

- Planetarium dan Observatorium Jakarta – destinasi edukasi populer untuk mengenal ilmu astronomi.

- Perpustakaan Jakarta – salah satu perpustakaan modern terbesar dengan ribuan koleksi buku, ruang baca nyaman, hingga fasilitas digital.

- Teater Besar dan Teater Kecil – panggung utama untuk pertunjukan drama, musik, dan tari.

- Galeri Seni – ruang pameran yang menampilkan karya seniman lokal maupun internasional.

- Gedung modern multifungsi – cocok untuk konferensi, festival, dan acara kebudayaan.

- Area publik yang instagramable – ruang terbuka hijau, instalasi seni, dan spot foto yang estetik.

Dengan fasilitas ini, TIM bukan hanya sekadar pusat seni, melainkan juga ruang rekreasi edukatif yang ramah untuk semua kalangan.

Aktivitas Menarik di Taman Ismail Marzuki

Banyak aktivitas yang bisa dilakukan saat berkunjung ke TIM, antara lain:

- Menonton pertunjukan seni seperti konser musik, teater, dan tari tradisional maupun modern.

- Mengunjungi pameran seni rupa yang rutin diadakan oleh komunitas seniman.

- Belajar astronomi di Planetarium Jakarta.

- Membaca dan belajar di Perpustakaan Jakarta yang nyaman dan modern.

- Berburu foto estetik dengan latar bangunan arsitektur modern hasil revitalisasi.

- Mengikuti workshop atau kelas seni yang sering digelar komunitas.

Manfaat Taman Ismail Marzuki bagi Masyarakat

Kehadiran TIM memberikan banyak manfaat, seperti:

- Mendorong perkembangan seni dan budaya Indonesia.

- Menyediakan ruang edukasi kreatif bagi pelajar, mahasiswa, dan masyarakat umum.

- Menjadi destinasi wisata edukasi yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.

- Menghidupkan ekosistem kreatif dan ekonomi lokal. 

Cara Berkunjung ke Taman Ismail Marzuki

Alamat: Jl. Cikini Raya No.73, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat.

Transportasi:

- Naik KRL Commuter Line turun di Stasiun Cikini, lalu jalan kaki sekitar 10 menit.

- Naik TransJakarta koridor 4, turun di Halte Cikini Gold Center.

- Tersedia area parkir untuk kendaraan pribadi.

Jam operasional: sebagian fasilitas dibuka setiap hari pukul 09.00–21.00 WIB, tetapi jadwal acara menyesuaikan agenda masing-masing.

Taman Ismail Marzuki (TIM) adalah simbol kreativitas Jakarta sekaligus pusat kebudayaan Indonesia. Dengan fasilitas modern seperti Planetarium, Perpustakaan Jakarta, Galeri Seni, dan Teater Besar, TIM menjadi ruang yang memadukan seni, edukasi, dan rekreasi dalam satu tempat.

Jika Anda mencari destinasi wisata edukasi dan budaya di Jakarta, Taman Ismail Marzuki adalah pilihan tepat untuk dikunjungi bersama keluarga, teman, maupun komunitas.

(Rep/Nisa)sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: