Harga Pangan Nasional Awal Oktober 2025 Alami Fluktuasi, Kedelai Anjlok Tajam

BeritaNasional.com - Memasuki minggu pertama Oktober 2025, harga sejumlah komoditas pangan pokok di tingkat produsen nasional menunjukkan fluktuasi yang cukup signifikan. Berdasarkan data panel harga nasional periode 1 hingga 7 Oktober 2025, tren harga mengalami pergerakan bervariasi antara kenaikan pada beberapa komoditas hortikultura dan penurunan pada bahan pangan berbasis protein nabati.
Komoditas seperti cabai merah besar, cabai merah keriting, dan bawang merah menunjukkan tren peningkatan harga yang cukup mencolok. Sementara itu, harga kedelai biji kering lokal mengalami penurunan tajam di akhir periode, yang berpotensi memengaruhi harga tempe dan tahu di pasaran dalam waktu dekat.
Kenaikan Harga Cabai dan Bawang: Tekanan Pasokan Mulai Terasa
Selama periode 1–7 Oktober 2025, harga bawang merah naik dari Rp22.404 menjadi Rp24.476 per kilogram. Kenaikan ini disinyalir akibat berkurangnya pasokan dari daerah sentra produksi akibat perubahan cuaca dan masa tanam yang bergeser.
Di sisi lain, cabai merah besar mencatat lonjakan signifikan dari Rp34.405 menjadi Rp39.143 per kilogram pada akhir minggu. Sementara cabai merah keriting yang sempat stabil di kisaran Rp49.000-an, turun drastis di tanggal 7 Oktober menjadi Rp43.766 per kilogram. Fluktuasi ekstrem ini menunjukkan masih rapuhnya rantai pasok komoditas hortikultura di tengah perubahan iklim dan distribusi.
Harga Beras dan Jagung Relatif Stabil
Untuk komoditas utama seperti beras medium dan premium, harga cenderung stabil sepanjang periode. Beras medium di tingkat penggilingan bergerak tipis dari Rp13.129 ke Rp13.132 per kilogram, sedangkan beras premium sedikit menurun dari Rp14.405 menjadi Rp14.179 per kilogram.
Sementara itu, harga jagung pipilan kering berada di kisaran Rp5.600–Rp5.700 per kilogram, dengan peningkatan kecil di akhir minggu menjadi Rp5.701. Stabilitas ini menjadi sinyal positif bagi industri pakan ternak dan penggilingan yang bergantung pada jagung sebagai bahan baku utama.
Kedelai Turun Tajam, Dampak ke Industri Tempe-Tahu
Penurunan paling mencolok terlihat pada harga kedelai lokal. Dari awal Oktober di harga Rp9.655 per kilogram, anjlok menjadi Rp8.100 pada 7 Oktober 2025. Penurunan hingga 16% ini berpotensi menurunkan harga bahan olahan seperti tempe dan tahu dalam jangka pendek, namun dapat menekan margin keuntungan petani kedelai.
Faktor utama penurunan ini diduga berasal dari masuknya stok impor dan lemahnya permintaan dari industri pengolahan skala kecil di beberapa wilayah.
Harga Ayam dan Telur Relatif Terkendali
Pada sektor protein hewani, harga ayam ras pedaging hidup sedikit melemah dari Rp22.888 menjadi Rp22.116 per kilogram. Namun, harga telur ayam ras justru menunjukkan tren naik stabil dari Rp25.939 ke Rp26.410 per kilogram.
Kestabilan ini menunjukkan kondisi pasokan yang masih aman, terutama menjelang masa transisi akhir tahun yang biasanya diiringi peningkatan konsumsi rumah tangga.
(Rep/Reihana Hidayati)
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 21 jam yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
POLITIK | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
HUKUM | 2 hari yang lalu