Pro Kontra Soeharto Jadi Pahlawan, Mensos Tegaskan Usulan Berasal dari Bawah

Oleh: Kiswondari
Rabu, 29 Oktober 2025 | 19:15 WIB
Pro kontra Soeharto jadi pahlawan, Mensos tegaskan usulan berasal dari bawah. (Foto/@jejaksoeharto)
Pro kontra Soeharto jadi pahlawan, Mensos tegaskan usulan berasal dari bawah. (Foto/@jejaksoeharto)

BeritaNasional.com - Merespons pro kontra publik terkait usulan nama Soeharto sebagai pahlawan nasional, Menteri Sosial (Mensos) Saifullah Yusuf mengatakan bahwa usulan gelar Pahlawan Nasional untuk Presiden RI ke-2 itu berasal dari bawah dan sudah memenuhi syarat untuk diteruskan ke Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK).

"Usulan gelar pahlawan disampaikan dari kabupaten/kota, naik ke provinsi, sampai ke Kementerian Sosial," kata pria yang akrab disapa Gus Ipul ini di Semarang, Rabu (29/10/2025).

Menurut Gus Ipul, mantan Presiden Soeharto pernah diusulkan oleh Kabupaten Sragen pada 2010 namun saat itu belum memenuhi syarat. Pada tahun ini, usulan gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto sudah memenuhi syarat.

Mantan Wakil Gubernur Jawa Timur (Jatim) ini menuturkan, Soeharto merupakan satu dari 40 nama yang diusulkan untuk meraih gelar Pahlawan Nasional. Dan 40 nama calon pahlawan nasional yang telah memenuhi syarat telah disampaikan kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan yang dipimpin Menteri Kebudayaan Fadli Zon.

Mensos menilai, adanya perbedaan pendapat tentang usulan pahlawan nasional dapat dimaklumi, dipahami, dan didengarkan sebagai pertimbangan. Menurutnya, para calon Pahlawan Nasional yang memiliki kelebihan maupun kekurangan sebagai sesuatu yang wajar.

Sebelumnya, terdapat 40 nama yang diusulkan oleh Kementerian Sosial untuk memperoleh gelar pahlawan nasional, yakni aktivis buruh perempuan asal Nganjuk, Jawa Timur, Marsinah, Presiden RI ke-2 Soeharto (Jawa Tengah), Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid (Jawa Timur), Syaikhona Muhammad Kholil; Rais Aam PBNU KH Bisri Syansuri; KH Muhammad Yusuf Hasyim dari Tebuireng, Jombang; Jenderal TNI (Purn) M. Jusuf (Sulawesi Selatan), dan Jenderal TNI Purn. Ali Sadikin (Jakarta).

Selanjutnya ada Syaikhona Muhammad Kholil (Jawa Timur), H.M. Sanusi (Jawa Timur), K.H Bisri Syansuri (Jawa Timur), H.B Jassin (Gorontalo), Sultan Muhammad Salahuddin (Nusa Tenggara Barat), Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja (Jawa Barat), H. Ali Sastroamidjojo (Jawa Timur), dr. Kariadi (Jawa Tengah), dan R.M. Bambang Soeprapto Dipokoesomo (Jawa Tengah).

Kemudian, Basoeki Probowinoto (Jawa Tengah), Raden Soeprapto (Jawa Tengah), Mochamad Moeffreni Moe'min (Jakarta), KH Sholeh Iskandar (Jawa Barat), Syekh Sulaiman Ar-Rasuli (Sumatera Barat), Zainal Abidin Syah (Maluku Utara), Gerrit Agustinus Siwabessy (Maluku), Chatib Sulaiman (Sumatera Barat), dan Sayyid Idrus bin Salim Al-Jufri (Sulawesi Tengah).

Sumber: Antarasinpo

Editor: Kiswondari
Komentar: