Literasi Rendah, LSF Ungkap Masih Banyak Ibu-ibu Nonton Film Dewasa Bawa Anak Kecil

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 30 Oktober 2025 | 05:28 WIB
Literasi rendah, LSF ungkap masih banyak ibu-ibu nonton film dewasa bawa anak kecil. (Foto/@lsf_ri)
Literasi rendah, LSF ungkap masih banyak ibu-ibu nonton film dewasa bawa anak kecil. (Foto/@lsf_ri)

BeritaNasional.com - Ketua Lembaga Sensor Film (LSF) Naswardi menyampaikan, berdasarkan survei LSF bersama mitra perguruan tinggi menemukan baru 46 persen penonton film Indonesia yang memperhatikan klasifikasi usia sebagai panduan dan rujukan dalam menonton film sesuai usia. Hal ini menunjukkan bahwa literasi menonton Indonesia masih rendah, bahkan masih ditemukan ibu-ibu yang menonton film dewasa dengan membawa anak. 

“Masih di bawah 50 persen nih, literasi menontonnya itu. Maka tidak kita hindari kalau di bioskop masih kita temukan ibu-ibu yang nonton filmnya dewasa 17 tahun ke atas atau film dewasa 21 yang kekerasannya itu sangat dominan tapi, bawa anak kecil yang umur 6 tahun, 5 tahun, 7 tahun,” kata Naswardi saat mengunjungi Antara Heritage Center di Jakarta, Rabu (29/10/2025). 

Naswardi menjelaskan, berdasarkan catatan LSF tahun 2024, dari 285 judul film, tiga besar film yang menarik pasar adalah drama, horor dan komedi. Ketiga film tersebut diklasifikasikan sebagai tontonan kategori di atas 17 tahun. Masih rendahnya pengetahuan penonton dalam memilih tontonan sesuai usia menunjukkan literasi penonton yang masih rendah.

Menurut Naswardi, perlu adanya peningkatan literasi menonton pada masyarakat dan budaya sensor mandiri terhadap film apa yang akan dipilih untuk ditonton dan disesuaikan dengan siapa saja yang menonton.​​
​​​​​
Dalam hal ini kata Naswardi, LSF terus mendorong edukasi kepada masyarakat, mulai dari penayangan iklan layanan masyarakat tentang klasifikasi usia dari LSF, hingga jingle dan maskot yang selalu diputar sebelum film ditayangkan.​​​​​​​ LSF juga bekerja sama dengan gabungan pengusaha bioskop seluruh Indonesia untuk ikut memberikan literasi masyarakat dalam mengakses tontonan, salah satunya memberikan tanda klasifikasi usia dari tiket.

“Jadi, kalau ke bioskop, pada saat beli tiket itu setiap klasifikasi usia tadi sudah ada klasifikasi usianya itu kita kasih pewarnaan. Kalau warna biru untuk penonton SU, penonton 13 tahun hijau, kemudian kuning, termasuk juga kalau penonton dewasa itu kita kasih warna merah,” terangnya.

Selain bagi penonton, LSF juga mendorong pelaku industri yang memproduksi film untuk menerapkan budaya sensor mandiri, di mana setiap skenario atau film yang akan diproduksi sudah sesuai kategori usia yang berlaku. Hal ini juga akan membantu masyarakat merasa aman saat menonton karena sesuai dengan usianya.

Sumber: Antarasinpo

Editor: Kiswondari
Komentar: