PBB Peringatkan Krisis Kemanusiaan Parah di Madagaskar, 160 Ribu Anak Terancam Gizi Buruk

Oleh: Tim Redaksi
Rabu, 05 November 2025 | 17:30 WIB
Bendera PBB. (Foto/pixabay)
Bendera PBB. (Foto/pixabay)

BeritaNasional.com - Madagaskar menghadapi krisis kemanusiaan yang semakin parah, terutama di wilayah Grand Sud dan Grand Sud-Est. Wilayah tersebut telah berulang-ulang dilanda kekeringan ekstrem, topan, dan guncangan iklim lain dalam setahun terakhir.

Hal tersebut dikatakan Wakil Juru Bicara Sekretaris Jenderal PBB Farhan Haq mengutip Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) dalam konferensi pers pada Selasa (4/11/2025) waktu setempat. 

Ia menyebutkan, dampak berkepanjangan dari musim kemarau dan siklon El Nino, ditambah dengan wabah malaria, serta sistem kesehatan yang tegang telah membuat banyak komunitas di sana kehilangan kemampuan untuk bangkit.

Akibat guncangan bertubi-tubi tersebut, krisis kelaparan di negara kepulauan Afrika itu semakin mendalam.

"Akibatnya, krisis kelaparan di Madagaskar semakin parah," ujar juru bicara tersebut yang dikutip dari Xinhua News pada Rabu (5/11/2025).

Diperkirakan, jumlah orang yang menghadapi kerawanan pangan darurat di wilayah Grand Sud akan meningkat empat kali lipat, mencapai 110 ribu orang pada Januari 2026.

Lebih lanjut, Haq menyoroti dampak buruk pada anak-anak. Kasus kekurangan gizi akut di Grand Sud telah melonjak tajam tahun lalu. Kini, memengaruhi hampir 160 ribu anak terancam gizi buruk.

Ironisnya, saat kebutuhan mendesak, operasi kemanusiaan justru mengalami pemotongan dana yang parah. Hal ini melumpuhkan upaya bantuan di lapangan.

Haq menyatakan bahwa kekurangan dana telah memaksa mitra PBB untuk menghentikan kegiatan mereka di daerah dengan kebutuhan akut, meninggalkan ribuan orang tanpa akses terhadap bantuan yang sangat penting.

Saat ini, Madagaskar melalui Kantor Nasional untuk Manajemen Risiko dan Bencana bersama PBB dan mitranya telah menyusun rencana respons kemanusiaan nasional.

Rencana tersebut membutuhkan hampir USD185 juta dolar untuk mengatasi kerawanan pangan, kekurangan gizi, dan wabah penyakit hingga April 2026.

Namun, rencana tersebut kini menghadapi kesenjangan pendanaan yang besar, mencapai 125 juta dolar AS. Oleh karena itu, PBB secara mendesak meminta bantuan dana sebesar 85 juta dolar AS untuk memenuhi kebutuhan paling mendesak bagi 1,5 juta orang yang membutuhkan di negara tersebut.

 sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: