Inflasi DKI Jakarta Capai 0,31 Persen pada Oktober 2025, Dipicu Kenaikan Harga Emas dan Cabai
BeritaNasional.com - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat inflasi bulanan sebesar 0,31 persen pada Oktober 2025.
Kenaikan ini dipicu oleh peningkatan harga sejumlah komoditas kebutuhan rumah tangga, seperti emas perhiasan, cabai merah, dan beras.
Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, menjelaskan bahwa pergerakan harga berbagai komoditas pada Oktober menunjukkan tren peningkatan.
“Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi bulanan (month-to-month/m-to-m) pada Oktober 2025 di antaranya emas perhiasan, cabai merah, tarif angkutan udara, biaya pendidikan tinggi, telur ayam ras, wortel, beras, masker, tarif kendaraan roda dua daring, dan tarif kereta api,” kata Nurul dalam keterangannya, Rabu (5/11/2025).
Meski demikian, beberapa komoditas justru mengalami penurunan harga, seperti tomat, tarif tol, sepatu olahraga pria, udang basah, alpukat, pepaya, ikan nila, sawi putih, kacang panjang, dan petai.
Secara tahunan (year-on-year/y-on-y), Jakarta mencatat inflasi sebesar 2,69 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) naik dari 105,00 pada Oktober 2024 menjadi 107,82 pada Oktober 2025.
Angka tersebut turut mendorong inflasi kumulatif (year-to-date/y-to-d) menjadi 2,02 persen, meningkat dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 0,82 persen.
BPS mencatat, kenaikan harga tahunan tertinggi terjadi pada kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang naik 4,72 persen.
Kenaikan tersebut diikuti oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 3,25 persen, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya yang melonjak hingga 10,42 persen.
“Komoditas yang dominan memberikan andil terhadap inflasi tahunan (year-on-year/y-on-y) pada Oktober 2025, antara lain tarif air minum PAM, emas perhiasan, daging ayam ras, cabai merah, bawang merah, beras, biaya SMP, minyak goreng, sewa rumah, telur ayam ras, upah asisten rumah tangga, biaya SD, tarif rumah sakit, sigaret kretek mesin (SKM), tomat, kopi bubuk, tarif kendaraan roda dua daring, biaya pendidikan tinggi, kue kering berminyak, dan ikan kembung,” urai Nurul.
Sementara itu, sejumlah komoditas seperti tarif angkutan udara, tarif kereta api, dan telepon seluler tercatat memberikan andil deflasi tahunan di Jakarta.
Jika dibandingkan dengan dua tahun terakhir, inflasi Jakarta menunjukkan tren peningkatan.
Pada Oktober 2024, inflasi y-on-y tercatat 1,58 persen dengan inflasi bulanan 0,03 persen, sedangkan pada Oktober 2023 berada di angka 2,08 persen dengan inflasi bulanan 0,13 persen.
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 23 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 8 jam yang lalu






