Israel Serang Warga Palestina dan Jurnalis di Tepi Barat, 2 Orang Dilaporkan Terluka
BeritaNasional.com - Sekelompok pemukim Israel menyerang warga Palestina, aktivis, dan jurnalis yang sedang memanen zaitun di dekat pos pemukim di wilayah Tepi Barat yang diduduki Israel pada Sabtu (waktu setempat). Serangan tersebut menyebabkan sejumlah orang terluka, termasuk dua pegawai Reuters, yakni seorang jurnalis dan seorang penasihat keamanan yang mendampinginya.
Menurut saksi mata sebagaimana dikutip dari Reuters, Minggu (9/11/2025) puluhan pria bersenjata tongkat dan pentungan turun dari pos pemukim di atas bukit dekat desa Beita, selatan Kota Nablus, lalu menyerang kelompok yang tengah berkumpul untuk panen. Mereka juga melemparkan batu berukuran besar ke arah warga dan jurnalis di lokasi.
Wilayah tersebut dikenal sebagai titik rawan bentrokan antara warga Palestina dan pemukim Israel. Serangan-serangan serupa meningkat di seluruh Tepi Barat sejak perang di Gaza pecah dua tahun lalu, dan kembali melonjak selama musim panen zaitun tahun ini yang dimulai pada Oktober.
Fotografer Reuters Raneen Sawafta menjadi salah satu korban dalam insiden tersebut. Ia dipukuli berulang kali saat mencoba melindungi diri, sementara penasihat keamanan Reuters Grant Bowden turut diserang ketika berusaha menolongnya. Peralatan kamera Sawafta juga rusak berat.
Seorang aktivis hak asasi manusia asal Israel, Jonathan Pollak, yang menyaksikan langsung kejadian itu mengatakan sekitar 50 pemukim bertopeng terlibat dalam serangan.
“Mereka memukuli Sawafta tanpa ampun, melemparinya batu bahkan saat dia sudah terjatuh, lalu menyerang siapa pun yang mencoba membantunya,” ujar Pollak, menambahkan bahwa para pelaku meneriakkan kata-kata dalam bahasa Ibrani seperti, “Pergi dari sini!”
Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengaku telah mengirim prajurit ke lokasi setelah menerima laporan adanya “konfrontasi”. Namun, saksi di lapangan menyatakan tidak melihat kehadiran tentara di tempat kejadian.
“IDF mengutuk setiap tindakan kekerasan dan akan terus menjaga keamanan serta ketertiban di wilayah tersebut,” bunyi pernyataan militer Israel kepada Reuters, sambil menambahkan bahwa penyelidikan lebih lanjut akan dilakukan oleh kepolisian.
Pihak kepolisian Israel serta juru bicara Dewan Regional Shomron, yang mewakili para pemukim di kawasan itu, belum memberikan komentar terkait insiden tersebut.
Serangan terhadap warga Palestina dan para pendukung mereka kerap terjadi selama musim panen zaitun di Tepi Barat. Para aktivis Israel maupun asing sering bergabung dengan warga Palestina untuk membantu panen sekaligus mendokumentasikan setiap kekerasan yang terjadi.
Pos-pos pemukim seperti di wilayah Beita sendiri tidak memiliki izin resmi dari otoritas Israel. Warga Palestina dan sebagian besar negara di dunia menganggap seluruh pemukiman Israel di wilayah pendudukan sebagai ilegal menurut hukum internasional, meskipun Israel menolak pandangan tersebut.
Sumber: Reuters
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
BUDAYA | 6 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 11 jam yang lalu






