Profil Sultan Zainal Abidin Syah Sangaji, Putra Tidore dalam Perjuangan Irian Barat
BeritaNasional.com - Presiden Prabowo memberikan gelar pahlawan nasional kepada Zainal Abidin Syah Sangaji pada momen Hari Pahlawan 2025, Senin (10/11/2025). Zainal Abidin Syah Sangaji yang merupakan Sultan Tidore ke-37 sekaligus Gubernur Irian Barat pertama.
Zainal Abidin Syah Sangaji lahir 5 Agustus 1912 dikenal sebagai sosok pemimpin yang berperan besar dalam perjuangan pembebasan Irian Barat dari tangan kolonial Belanda. Ia bukan hanya Sultan Tidore, tetapi juga tercatat sebagai Gubernur pertama Provinsi Irian Barat (kini Papua) yang diangkat langsung oleh Presiden Soekarno.
Ketika hubungan Indonesia dan Belanda memanas pada 1950-an akibat sengketa Irian Barat, Zainal Abidin Syah dipercaya memimpin wilayah strategis itu. Pada 17 Agustus 1956, Presiden Soekarno mengumumkan pembentukan Provinsi Perjuangan Irian Barat dengan ibu kota sementara di Soa-Sio, Tidore, Maluku.
Langkah tersebut dilandasi alasan historis bahwa Papua dan pulau-pulau di sekitarnya sejak ratusan tahun lalu merupakan bagian dari wilayah kekuasaan Kesultanan Tidore.
Tak lama setelah pengumuman itu, melalui SK Presiden RI No. 142 Tahun 1956, Zainal Abidin Syah ditetapkan sebagai Gubernur sementara Provinsi Perjuangan Irian Barat. Penetapan tersebut dikukuhkan kembali pada 4 Mei 1962 melalui SK Presiden RI No. 220 Tahun 1961, yang menjadikan dirinya sebagai gubernur tetap. Dalam masa kepemimpinannya, Sultan Zainal Abidin turut terlibat dalam Operasi Mandala di bawah komando Mayor Jenderal Soeharto sebuah operasi militer besar yang menjadi bagian dari gerakan Trikora (Tri Komando Rakyat) untuk merebut kembali Irian Barat.
Peran Zainal Abidin Syah tidak hanya dilihat dari sisi militer, tetapi juga diplomasi dan simbolik. Dengan menjadikan Tidore sebagai pusat pemerintahan sementara, ia mempertegas klaim historis dan politik Indonesia atas Papua. Dedikasinya tersebut menjadikan dirinya sosok penting dalam integrasi wilayah timur Nusantara ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Sultan Zainal Abidin Syah menjabat sebagai Gubernur Irian Barat hingga tahun 1961. Setelah masa pengabdiannya, ia menetap di Ambon hingga wafat pada 4 Juli 1967.
Jenazahnya semula dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kapahaha, Ambon, sebelum akhirnya pada 11 Maret 1986 dipindahkan ke kampung halamannya di Soa-Sio, Tidore. Kini, makamnya berada di Sonyine Salaka (Pelataran Emas), kompleks Kedaton Kie Soa-Sio Kesultanan Tidore, sebagai simbol penghormatan atas jasanya bagi bangsa dan daerah.
Warisan perjuangan Sultan Zainal Abidin Syah Sangaji kini kembali dikenang setelah pemerintah menetapkannya sebagai salah satu Pahlawan Nasional Tahun 2025, sebagai bentuk penghargaan atas pengabdiannya memperjuangkan keutuhan Indonesia dari ujung timur Nusantara.
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
BUDAYA | 1 hari yang lalu
BUDAYA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
EKBIS | 18 jam yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 1 hari yang lalu







