Dukungan Tokoh untuk Gelar Pahlawan Soeharto di Tengah Arus Penolakan
BeritaNasional.com - Meskipun penetapan Presiden RI ke-2 Soeharto sebagai pahlawan nasional oleh Presiden Prabowo Subianto pada Senin (10/11/2025) menimbulkan polemik di masyarakat, dukungan terhadap Bapak Pembangunan itu mengalir berbagai pihak, baik dari tokoh politik hingga tokoh agama. Bahkan dukungan terhadap pemberian gelar pahlawan untuk Soeharto sempat menjadi trending topic di dunia media sosial seperti X (twitter).
Beberapa akun dalam cuitannya menyampaikan, Soeharto sangat layak menjadi pahlawan nasional mengingat jasa jasanya saat menjadi presiden. Misalnya akun @partaisocmed yang dalam cuitannya mengaitkan kekurangan dan jasa Soeharto sama seperti Bung Karno.
“Hari hari belakangan ini banyak percakapan tentang Suharto. Seperti juga Bung Karno, pak Harto juga ada kesalahannya tapi kita sepakat jasa mereka berdua juga besar. Banyak program Pak Harto yang masih berjalan hingga saat ini, bahkan kelompecapir yang sudah tidak jalanpun masih dijadikan alat kampanye,” cuit Partai Socmed di kanal pada Senin, yang dikutip Selasa (11/11/2025).
Seperti yang diketahui bahwa kelompok pendengar, pembaca dan pemirsa (Kelompecapir) merupakan salah satu program andalan era presiden Suharto pada masa Orde baru yang ditayangkan di media televisi pemerintah. Acara ini menampilkan keberhasilan petani dalam mengolah pertaniannya hingga panen. Seperti program transmigrasi pemerintah era Orde baru juga banyak menghasilkan wilayah wilayah yang maju dengan sektor pertanian maupun perkebunan.
Sementara itu, ada salah satu tokoh nasional yang juga tokoh Muhammadiyah, Din Syamsuddin yang mengatakan bahwa Soeharto memiliki kontribusi yang besar untuk pembangunan negara hingga dirinya disebut sebagai Bapak pembangunan Nasional.
“Ditetapkannya Soeharto sebagai Pahlawan Nasional meski terlambat tapi kita harus memberikan apresiasi kepada Presiden Prabowo Subianto. Suharto itu sudah menunjukan dirinya sebagai orang yang memiliki komitmen yang kuat, selain memiliki komitmen yang kuat untuk membangun bangsa tapi juga kedekatan Suharto dengan Umat Muslim Indonesia," kata Din kepada wartawan usai acara gala dinner peserta WPC ke-9 dengan Menteri Kebudayaan Fadli Zon di Jakarta, Minggu (9/11/2025) malam.
Dukungan juga disampaikan pengusaha sekaligus Anggota DPR RI dari Fraksi Partai NasDem, Rachmat Gobel. Menurutnya, di balik polemik pemberian gelar, setiap orang pasti punya kelemahan dan kekurangan. Namun kontribusi Soeharto dinilai sangat besar bagi bangsa dan negara ini.
Dia pun membeberkan bahwa Soeharto berperang melawan kolonialisme Belanda di masa revolusi. Peristiwa Serangan Oemoem 1 Maret 1949 adalah puncak prestasinya di masa itu.
"Memang di situ ada banyak peran dari sejumlah tokoh seperti Sri Sultan Hamengku Buwono IX maupun Jenderal Nasution, bahkan Panglima Soedirman, tapi fakta yang tak bisa dibantah adalah Pak Harto yang menjadi komandannya," kata Rachmat melalui keterangan resminya, Senin (10/11/2025).
Dukungan juga disampaikan Menko Infrastruktur sekaligus Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). Ia menyebut langkah tersebut sebagai keputusan penting dalam menyatukan sejarah dan menghormati kontribusi besar para pemimpin bangsa.
“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghormati jasa para pendahulunya. Gus Dur dan Pak Harto, dengan segala kelebihan dan kekurangannya, telah memberikan sumbangsih luar biasa bagi Indonesia semasa hidupnya,” ujar AHY.
Sebelumnya dalam penganugrahan kehormatan sebagai pahlawan nasional, almarhum Soeharto diwakili oleh Siti Hardijanti Rukmana atau yang biasa disapa Tutut dan adiknya Bambang Triatmodjo.
Kepada wartawan, Tutut menyikapi adanya pro dan kontra terkait penetapan Soeharto sebagai pahlawan nasional adalah hal yang sangat wajar dan dengan bijaksana ia katakan bahwa dirinya tidak berkeberatan jika ada sejumlah orang yang tidak setuju.
“Masyarakat di Indonesia itu kan beragam, punya pandangan yang berbeda itu kan wajar. Tapi yang penting masyarakat bisa melihat dan menilai bagaimana perjuangan bapak dulu dalam membangun bangsa," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto secara resmi menganugerahkan gelar pahlawan nasional kepada sepuluh orang tokoh di Istana Negara, Jakarta pada Senin (10/11/2025) kemarin.
Penganugrahan terhadap ke sepuluh tokoh tersebut tertuang di dalam Pembacaan Keputusan Presiden Republik Indonesia (Keppres) Nomor 116/TK/Tahun 2025 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
BUDAYA | 2 hari yang lalu
BUDAYA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 14 jam yang lalu
PERISTIWA | 1 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
EKBIS | 2 hari yang lalu
EKBIS | 1 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 8 jam yang lalu







