Kasus DBD Capai 53.131 Orang, Terbanyak di Bandung

Oleh: Lydia Fransisca
Selasa, 02 April 2024 | 13:26 WIB
Ilustrasi pasien DBD (Foto/Health Grades)
Ilustrasi pasien DBD (Foto/Health Grades)

Indonesiaglobe.id - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Maxi Rein Rondonuwu mengungkapkan, kenaikan kasus demam berdarah dengue (DBD) dalam beberapa waktu belakangan ini belum mencapai titik maksimal. 

Ia pun memprediksi kenaikan kasus DBD masih akan berlanjut hingga musim pancaroba. 

“Hasil pantauan kami terus meningkat tapi belum sampai titik maksimal. Nampaknya, potensi kenaikan masih akan terjadi, mungkin sampai musim pancaroba mendatang,” kata Maxi dalam keterangan resminya, Selasa (2/4/2024).

Maxi pun merinci, hingga Selasa (26/3/2024), kasus DBD di Indonesia mencapai 53.131 orang. Sementara itu, kasus kematian akibat DBD dilaporkan sebanyak 404 orang.  

Dari sistem pemantauan penyakit, Kota Bandung menjadi daerah dengan jumlah kasus DBD sebanyak, yaitu 1.741 kasus. Kemudian di posisi kedua adalah Kota Kendari dengan 1.195 kasus dan diikuti oleh Bandung Barat 1.143 kasus, Kota Bogor 939 kasus, dan Subang 909 kasus. 

Untuk sebaran kematian akibat DBD, Jepara mencatat angka 17 kematian, Subang 15 kematian, Kabupaten Bandung 14 kematian, Kendal 13 kematian, dan Bogor 12 kematian. 

Meski demikian, lanjut Maxi, tingkat keterisian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) rumah sakit masih berada pada ambang batas aman. 

“Untuk kondisi sekarang BOR masih aman. Masih ada bed yang kosong, ruang ICU juga masih tersedia,” ucap Maxi. 

Lebih lanjut, Maxi pun meminta masyarakat untuk tidak panik dan tetap menjaga kebersihan diri dan lingkungan. 

“Mulai sekarang, cek kebersihan di rumah maupun lingkungan sekitar, jangan sampai ada barang-barang yang berpotensi menimbulkan genangan air, kalau dibiarkan nanti bisa jadi tempat berkembang biak nyamuk dengue, bila menemukan sebaiknya segera dikuras, dikeringkan, atau ditutup bahkan bila perlu didaur ulang” tandasnya.


 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: