Jelang Mudik, Masyarakat Diminta Waspadai Flu Singapura

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Rabu, 03 April 2024 | 12:36 WIB
Anak sakit flu singapura (Foto/Freepik)
Anak sakit flu singapura (Foto/Freepik)

Indonesiaglobe.id - Terdapat 5.461 kasus Flu Singapura atau penyakit tangan, kaki dan mulut (HFMD) terdeteksi di Indonesia sejak Januari hingga Maret 2024. Ini menurut data Kementerian Kesehatan.

Dokter Spesialis Anak Edi Hartoyo dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengatakan, Flu Singapura secara umum tergolong ringan dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Namun dia memperingatkan, momen mudik Lebaran berpotensi mempercepat penyebarannya, terutama di kalangan bayi dan balita.

"Karena anak ini penyakitnya ringan, orang tua tidak sadar bahwa dia kena Flu Singapura, lalu pulang kampung saja naik bus, kumpul dengan orang banyak. Maka risikonya bisa meluas," ujar Dokter Edi.

Oleh karena itu masyarakat perlu mewaspadai Flu Singapura agar tidak menyebar saat mudik dan kumpul bersama keluarga.

Sementara itu epidemiolog Dicky Budiman mengatakan, penyakit endemik di Asia Tenggara ini akan selalu mengalami lonjakan wabah setiap tahun saat libur hari besar.

Dikutip dari BBC Indonesia, awal Maret lalu, Putri Anisa Yuliani (32) merasa susah karena kedua anaknya terpapar Flu Singapura. Situasi ini berawal ketika anak pertamanya yang berusia enam tahun mengalami demam sepulang menginap dari rumah eyangnya.

“Panasnya lumayan sampai 38 sampai 39 derajat Celcius. Itu bertahan sampai dua hari,” kata Putri , Selasa (2/4/2024).

“Waktu demamnya sudah reda, bintil merahnya baru muncul dan lumayan banyak di telapak kaki dan telapak tangan,” sambungnya.

Setelah empat hari, giliran anak keduanya yang berusia 1 tahun 9 bulan mengalami gejala serupa. Tetapi kali ini, demamnya hanya satu hari dan bintil-bintil merah langsung muncul terutama di mulutnya.

“Jadi tidak nafsu makan. Terus kalau malam tidurnya susah, gelisah, nangis terus. Mungkin badannya terasa enggak enak,” kenang Putri.

Putri sudah curiga sejak awal bahwa anaknya terinfeksi Flu Singapura, sebab dia pernah mencari tahu penyakit ini sejak 2022. Itu terkonfirmasi ketika dia membawa anaknya berobat ke dokter.

Lalu apa itu Flu Singapura?

Dokter Spesialis Anak Edi Hartoyo mengatakan, infeksi yang oleh masyarakat awam disebut sebagai Flu Singapura sebenarnya adalah hand, foot, mouth desease (HFMD).

Ini adalah kumpulan gejala berupa lesi kulit (benjolan, bercak, luka) yang disebabkan oleh virus coxsackie dan enterovirus.

“Kenapa disebut penyakit tangan kaki dan mulut? Karena khasnya ada lesi di mulut, di telapak kaki, telapak tangan, walaupun gejalanya bisa ke seluruh tubuh,” jelasnya.

Flu Singapura biasanya menyerang bayi dan balita berusia kurang dari lima tahun. Sementara orang dewasa disebut “sangat jarang” terkena penyakit ini, dan lebih berpotensi menjadi pembawa atau carrier.

Penularan Flu Singapura bisa terjadi dari kontak langsung dengan droplet atau cipratan liur lewat batuk dan bersin. Selain itu, bisa juga melalui paparan lendir, cairan blister dan feses. Virus ini juga dapat menular secara tidak langsung lewat benda-benda yang terpapar.
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: