Pro-Palestina, Influencer Hasan Piker Mengaku Ditahan di Bandara Amerika Serikat

BeritaNasional.com - Streamer kondang Amerika Serikat (AS) Hasan Piker membuat pengakuan mengejutkan bahwa dirinya ditahan selama berjam-jam oleh petugas bandara AS karena pandangan politiknya yang pro-Palestina.
Influencer dengan lebih dari 6 juta pengikut di berbagai platform media sosial seperti Twitch, Instagram, TikTok, dan X ini mengatakan insiden tersebut terjadi saat dirinya kembali ke Chicago dari Prancis.
Dilansir dari BBC News pada Selasa (13/5/2025), Piker yang dikenal luas atas pro-Palestina dan kritiknya terhadap Presiden AS Donald Trump mengungkapkan bahwa dirinya diinterogasi mengenai pandangannya tentang Timur Tengah dan presiden. Pria asal AS menuduh pemerintah berusaha membungkam suara-suara oposisi melalui taktik intimidasi.
"Itu adalah situasi yang gila, sangat jelas bahwa mereka tahu persis siapa saya. Sangat jelas bahwa mereka tahu cara mengarahkan percakapan dan itu adalah percakapan yang sangat menarik," ungkapnya melalui media sosial pribadi pada Senin (12/5/2025).
Menanggapi klaim tersebut, para pejabat berwenang membantah bahwa Piker menjadi target karena keyakinan politiknya. Petugas keamanan bandara menyatakan bahwa pemeriksaan yang dilakukan adalah rutin dan sah dilakukan.
Piker pertama kali mengunggah informasi mengenai penahanannya pada Minggu (11/5/2025) untuk memberi tahu para pengikutnya bahwa dirinya dihentikan oleh petugas Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan (CBP) di Bandara Internasional O'Hare Chicago.
Namun, pejabat pemerintah AS, Tricia McLaughlin, menuding Piker berbohong demi like.
Dalam sebuah unggahan di X, ia menyatakan bahwa pemeriksaan rutin dapat terjadi pada siapa saja yang melakukan perjalanan.
"Klaim bahwa keyakinan politiknya memicu pemeriksaan itu tidak berdasar. Setelah pemeriksaannya selesai, dia segera dibebaskan," tulisnya.
Dalam pernyataan lebih lanjut, CBP menyatakan pihaknya mengikuti hukum yang berlaku.
Sementara itu, Piker mempertanyakan tanggapan resmi tersebut, mempertanyakan mengapa dirinya ditanya tentang pandangannya terhadap Donald Trump, Israel, pemberontak Houthi, Hamas, dan bahkan tentang larangan dirinya di platform Twitch.
Piker menuduh pemerintah AS berupaya menciptakan lingkungan ketakutan dalam upaya membungkam para pengkritik.
Pengalaman Piker ini terjadi setelah penahanan mahasiswa pengunjuk rasa Mahmoud Khalil dan Rümeysa Öztürk oleh pejabat imigrasi AS.
Keduanya ditahan setelah menyuarakan pandangan pro-Palestina sebagai bagian dari tindakan keras yang disebut Gedung Putih terhadap antisemitisme di kampus-kampus AS.
Pihak yang kontra menuduh pemerintah berupaya menekan kebebasan berbicara, dan pengacara Khalil menolak klaim bahwa kliennya mempromosikan antisemitisme.
Gedung Putih sendiri menyatakan bahwa pihaknya berkomitmen menegakkan hukum imigrasi.
‘’Kami akan mengambil tindakan cepat untuk mendeportasi orang asing yang menimbulkan konsekuensi buruk yang serius terhadap kebijakan luar negeri Amerika Serikat," tuturnya.
PERISTIWA | 23 jam yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
PERISTIWA | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
GAYA HIDUP | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 2 hari yang lalu
OLAHRAGA | 1 hari yang lalu