Update Korban Banjir Bandang Sumatera Barat: 67 Orang Meninggal, 20 Orang Hilang

Oleh: Tim Redaksi
Kamis, 16 Mei 2024 | 08:18 WIB
Lokasi Banjir Bandang di Sumatera Barat. (Foto/BNPB).
Lokasi Banjir Bandang di Sumatera Barat. (Foto/BNPB).

BeritaNasional.com - Korban meninggal dunia akibat banjir lahar yang terjadi wilayah Sumatera Barat mencapai 67 orang. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Berdasarkan laporkan Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) BNPB, hingga Rabu 15 Mei 2024, pukul 12.10 WIB, data korban meninggal tercatat berjumlah 67 orang, sedangkan korban hilang sebanyak 20 orang, 989 KK terdampak, serta 44 orang mengalami luka-luka,” kata Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Suharyanto dalam keterangan resminya, Kamis (16/5/2024).

Suharyanto menyampaikan, berdasarkan laporan dari BPBD Kabupaten Agam, menyusul korban yang hilang sudah ditemukan dalam kondisi meninggal, sehingga korban meninggal dunia menjadi bertambah. 

"Kita semua di sini ada pemerintah pusat, provinsi, kabupaten dan kota, bersatu semuanya bekerja bersama-sama termasuk dalam proses pencarian dan evakuasi korban di mana kamu terus lakukan sampai bapak ibu ahli waris mengatakan stop baru kita berhenti, artinya kita maksimalkan untuk terus melakukan pencarian di samping penanganan darurat yang lain dikerjakan," kata Suharyanto. 

Kepala BNPB juga melakukan pertemuan dengan para pengungsi di Kabupaten Agam dan Kabupaten Tanah Datar. Hal ini menjadi sarana untuk berdialog langsung sekaligus menyampaikan opsi relokasi rumah warga yang berada di zona berbahaya.

Adapun saat ini, tim Badan Geologi, BNPB, serta BMKG tengah melakukan kajian guna menentukan area mana saja dari daerah terdampak, berpotensi terdampak, hingga yang tergolong aman untuk ditinggali dan mana yang memang harus direlokasi. Nantinya, dalam proses relokasi, pemerintah provinsi akan menyediakan lahan sedangkan pembangunan rumahnya akan dilakukan oleh pemerintah pusat dalam hal ini Kementerian PUPR dan BNPB. 

"Apabila nanti termasuk daerah berbahaya dan ke depan ingin selamat ketika ada bencana susulan, maka sebaiknya bapak dan ibu pindah, lahannya akan disiapkan oleh pemerintah, Pak Gubernur akan menyediakan lahan, rumahnya dibangun oleh BNPB dan Kementerian PUPR. Nanti yang menentukan aman dan tidaknya mereka yang ahli dari Badan Geologi dan BMKG," terang Suharyanto.sinpo

Editor: Harits Tryan Akhmad
Komentar: