51 Pengungsi Rohingya Tiba di Langkat, Diduga Korban Penyelundupan

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Jumat, 24 Mei 2024 | 22:00 WIB
Ilustrasi pengungsi rohingya (Foto/Wikipedia)
Ilustrasi pengungsi rohingya (Foto/Wikipedia)

BeritaNasional.com - Muhammed Zaber Khan (17) mengaku untuk pertama kalinya ia menapakkan kakinya di Desa Kwala Langkat, Kecamatan Tanjung Pura, Kabupaten Langkat, Sumatra Utara sekitar pukul 10.00 WIB, Rabu (22/5/2024).

Pemuda Rohingya ini, bersama 50 orang Rohingya lainnya, tiba di perairan Kwala Langkat setelah menempuh perjalanan kurang lebih sebulan dengan kapal kayu dari Distrik Maungdaw, Myanmar.

“Pertama-tama kami (naik) satu kapal dari Myanmar ke Bangladesh. Lalu, ditransfer ke Indonesia dengan kapal. Kami semua etnis Rohingya datang dari Myanmar,” kata Zaber di Kwala Langkat.

Dikutip dari VOA, Jumat (24/5/2024), dalam perjalanan menuju Indonesia, menurut pengakuan mereka, beberapa di antara mereka diharuskan membayar sejumlah uang, mulai dari 2-3 Lakh Taka Bangladesh atau setara Rp 27 juta hingga Rp 41 juta kepada kapten perahu. 

Dugaan penyelundupan manusia pun menguat lantaran kapal yang membawa puluhan Rohingya itu kabur usai menurunkan semua penumpang di perairan Kwala Langkat.

“Kapten kapal saat di tengah laut menyuruh kami turun dan berenang. Akhirnya, kami berenang dan tiba di daratan Indonesia,” ungkap Zaber.

“Kami tidak tahu (keberadaan kapten) itu setelah tiba di laut Indonesia dan mereka sudah pergi,” ucap Zaber.

Kepala Desa Kwala Langkat, Mahyu Danil, membenarkan jika kapal yang membawa puluhan Rohingya itu telah kabur.

“Mereka dibawa pakai kapal menuju pantai. Tiba di pantai disuruh turun. Lalu, mereka berjalan hingga masuk ke Desa Kwala Langkat. Kondisi kapal sudah tidak ada. Sudah tidak terlihat lagi,” kata Danil.

Danil memerinci kelompok Rohingya itu terdiri dari 42 laki-laki, 3 perempuan, dan 6 anak-anak. Keberadaan mereka pertama kali diketahui oleh warga yang berpapasan dengan mereka saat berjalan dari tepi pantai menuju perkampungan. Saat ini mereka ditempatkan sementara di tepi Pantai Lampu Ujung Damak.

“Diarahkan masyarakat ke kantor desa. Sampai di kantor desa didiamkan sebentar, setelah mau magrib dipindahkan ke tepi Pantai Tanjung Lampu Ujung Damak agar menjauhkan mereka dari permukiman masyarakat,” ucap Danil.
 sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: