Ancaman Eropa Bikin Hongaria Makin Semangat Lakukan Misi Damai Selesaikan Konflik Ukraina

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Rabu, 17 Juli 2024 | 16:00 WIB
Viktor Orban laksanakan misi damai dengan kunjungi Trump (Foto/X/Viktor Orban)
Viktor Orban laksanakan misi damai dengan kunjungi Trump (Foto/X/Viktor Orban)

BeritaNasional.com - Perdana Menteri Hongaria Viktor Orban melakukan berbagai kunjungan untuk melakukan misi damai ke berbagai negara. Bahkan Orban juga mengunjungi calon presiden AS dari Partai Republik Donald Trump. 

Orban melakukan pertemuan ini untuk mengajak Trump menyelesaikan konflik di Ukraina. Apalagi Trump memiliki potensi jadi Presiden AS selanjutnya.

Dikutip dari Sputnik, Orban sendiri telah berulang kali mengkritik pendekatan Barat terhadap konflik di negara-negara lain. Orban juga sudah melakukan perjalanan ke Rusia, Ukraina, dan Tiongkok pekan lalu untuk membahas prospek penyelesaian damai dalam perang Ukraina-Rusia.

Namun ternyata upaya Hongaria mencari jalan damai tidak selalu berjalan mulus. Uni Eropa mengancam akan memboikot dan tidak akan bernegosiasi dengan Hongaria.

"Namun ancaman ini tidak akan menyurutkan semangat Budapest untuk melanjutkan misi perdamaiannya untuk menyelesaikan konflik Ukraina," ujar Menteri Luar Negeri Hongaria Peter Szijjarto.

“Saat ini semua politisi pro-perang di Eropa muncul usai mengetahui misi perdamaian kami dimulai. Mereka mengancam akan memboikot kami, dan tidak mau bernegosiasi satu sama lain. Mereka mengabaikan kami," kata Szijjarto.

"Namun serangan semacam ini tidak akan mematahkan semangat kami untuk melanjutkan misi perdamaian. Mereka justru mendorong kami untuk melakukan lebih banyak dalam upaya membantu solusi damai konflik Ukraina,” tambah Szijjarto.

Szijjarto mengatakan, selama ini Pemerintahan Orban juga sudah terbiasa dengan serangan dan ancaman semacam itu.

“Jadi, karena kami adalah pemerintahan yang patriotik, kami adalah pemerintahan yang tidak mewakili pemerintahan arus utama, kami berada di bawah sanksi keuangan dari Uni Eropa. Jadi, mereka tidak bisa mengancam kami lebih jauh,” kata Szijjarto.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: