Budi Arie: Keamanan Siber Harus Diperhatikan

Oleh: Lydia Fransisca
Jumat, 19 Juli 2024 | 12:51 WIB
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie mengajak  meningkatkan keamanan siber nasional (Beritanasional/Elvis)
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie mengajak meningkatkan keamanan siber nasional (Beritanasional/Elvis)

BeritaNasional.com - Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi mengajak Asosiasi Forensik Digital (AFDI) untuk meningkatkan keamanan siber nasional.

Budi Arie mengatakan, keamanan siber merupakan isu penting yang perlu diperhatikan. Maka dari itu, perlu adanya dukungan dari stakeholder terkait untuk menjaga keamanan siber bersama-sama.

“Soal keamanan siber memang menjadi isu krusial kita. Hari ini dan ke depan pasti akan lebih dibutuhkan di tengah kemajuan transformasi digital Indonesia,” kata Budi saat membuka Seminar dan Musyawarah Nasional Asosiasi Forensik Digital Indonesia di Jakarta Pusat, Kamis (18/7/2024). 

Lantas, Budi juga menyinggung soal serangan siber pada Pusat Data Nasional Sementara (PDNS) 2 di Surabaya. Menurutnya, hal ini menjadi pelajaran yang sangat penting dan berharga sehingga dibutuhkan kerja sama lintas sektor. 

“Agar AFDI tidak hanya aktif mengembangkan kebijakan forensik digital nasional. Jika perlu, AFDI bersama BSSN, Kominfo dan Siber Polri dapat membuat Tim Incident Response yang berisi praktisi dan jagoan forensik digital kita. AFDI dapat hadir untuk setidaknya memberikan second opinion atau suatu hasil forensik digital,” tegas Budi.

Menkominfo menilai, audit forensik untuk memetakan root cause insiden siber juga semakin penting. Maka dari itu, keterlibatan berbagai pemangku kepentingan, peningkatan sistem akan dapat berlangsung lebih baik.

"Pertukaran informasi dan kemampuan antar pelaku kepentingan sangat penting, apalagi untuk menutupi celah overlook jika hanya satu pihak yang melakukan audit forensik," ucap Budi.

Menkominfo mencontohkan Amerika Serikat yang membentuk cyber forensics lab dengan kapasitas analisis malware dan gangguan keamanan siber yang sangat mumpuni. 

Contoh kedua adalah Unit Cyber Security Kementerian Digital Malaysia yang telah memfasilitasi berbagai kebutuhan keamanan siber termasuk analisis barang bukti digital. 

“Kita jangan sampai ketinggalan. Mitigasi dan resiliensi menjadi hal yang sangat penting karena fokus utamanya memastikan sesuatu dalam sistem dapat kembali beroperasi dengan baik pascainsiden siber," katanya. 

“Karena kita percaya digitalisasi adalah keniscayaan sehingga aspek security dan keamanan menjadi sangat penting, terutama di sektor digital ekonomi karena penipuan dan jenis kejahatan siber apapun adalah musuh-musuh baru kita,” tambahnya.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: