Apa Itu Puisi? Pengertian, Jenis, Ciri, hingga Cara Mencipta

Oleh: Tim Redaksi
Rabu, 24 Juli 2024 | 02:07 WIB
Ilustrasi karya sastra. (Foto/Freepik)
Ilustrasi karya sastra. (Foto/Freepik)

BeritaNasional.com - Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Puisi atau sajak merupakan ragam sastra yang bahasanya terikat oleh irama, mantra, rima serta penyusunan larik dan bait.

Biasanya puisi berisi ungkapan penulis mengenai emosi, pengalaman maupun kesan yang kemudian dituliskan dengan bahasa yang baik sehingga dapat berima dan enak untuk dibaca.

H.B Jassin serta James Reeves, ahli sastra lain yaitu Herman waluyo berpendapat bahwa puisi adalah suatu karya sastra yang mengungkapkan pikiran serta perasaan penyair secara imajinatif dan disusun dengan memfokuskan kekuatan bahasa dalam struktur fisik serta struktur batin.

Puisi adalah karya sastra yang berisi tanggapan serta pendapat penyair mengenai berbagai hal. Pemikiran penyair ini kemudian dituangkan dengan menggunakan bahasa-bahasa apik serta memiliki struktur batin dan fisik khas penyair.

Pemikiran penyair dituliskan dengan menggunakan beragam pemilihan kata yang indah, sehingga dapat memikat para pembaca. Puisi memiliki nilai estetika yang berbeda-beda bergantung penulis puisi. Setiap penyair biasanya memiliki kekhasan dalam  menulis puisinya.

Jenis-Jenis Puisi

Puisi memiliki dua jenis yang umum, yaitu puisi lama serta puisi modern.

Puisi Lama

Jenis-jenis puisi lama berupa pantun, syair, talibun, mantra dan gurindam. Sedangkan jenis-jenis puisi modern berupa puisi naratif, puisi lirik dan puisi deskriptif.

Puisi lama, yaitu mantra merupakan jenis puisi yang dicipatakan dalam kepercayaan animism, biasanya dibacakan dalam acara ritual kebudayaan serta menggunakan kata yang dapat menimbulkan efek bunyi magis.

Pantun merupakan jenis puisi lama yang bersajak a b a b dengan setiap baris terdiri atas empat baris, dua baris sampiran dan dua baris isi. Sedangkan talibun terdiri dari sampiran dan isi lebih dari empat baris dan selalu genap, contohnya dua baris sampir dan dua baris isi.

Syair memiliki larik empat bait dan bersajak a a a a serta isinya mengisahkan suatu hal, dan gurindam merupakan jenis puisi lama yang terdiri atas dua baris, berirama sama, isinya baris pertama adalah sebab sedangkan baris kedua berisi akibat.

Puisi Modern

Puisi modern biasa disebut puisi bebas, karena tidak terikat oleh rima, jumlah baris dan lain sebagainya.

Jenis puisi modern, yaitu puisi naratif merupakan puisi yang digunakan untuk menyampaikan suatu cerita, dibedakan menjadi tiga yaitu epic, romansa dan balada. Jenis kedua puisi modern adalah puisi lirik yang digunakan untuk mengungkapkan gagasan penyair, jenis terakhir puisi moderen adalah puisi deskriptif, yaitu puisi yang mengemukakan pendapat serta kesan penyair.

Dalam menyusun berbagai jenis puisi harus memiliki kreativitas dalam diri serta cara  menulis yang baik. 

Ciri-Ciri Puisi Lama

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa puisi dibagi menjadi dua jenis, yaitu puisi lama dan puisi baru. Di bawah ini akan disebutkan beberapa ciri dari puisi lama.

1. Gaya bahasa yang digunakan cenderung klise atau statis

2. Umumnya berasal dari sastra lisan yang disampaikan dari individu yang satu ke individu lainnya

3. Penulis puisi cenderung tidak diketahui atau biasa disebut dengan istilah anonim

4. Terpaku pada banyaknya rima, irama, baris, dan intonasi atau bunyi dari puisi itu sendiri

Ciri-Ciri Puisi Modern

Setelah Ciri-ciri puisi lama, maka pembahasan selanjutnya adalah ciri-ciri puisi modern.

1. Gaya bahasa yang digunakan memiliki sifat yang dinamis atau bisa dibilang tidak ada acuannya, sehingga berubah-ubah

2. Umumnya, puisi terdiri dari dua sampai empat baris dalam satu bait dan tidak begitu terpaku dengan akhiran pada setiap barisnya

3. Biasanya, isi dari puisi modern tentang keresahan yang ada di dalam diri penulis itu sendiri

4. Dalam satu barisnya cenderung menggunakan satuan sintaksis atau “gatra”

Cara Menulis Puisi

Tahap pertama

Membuat kerangka puisi, dimulai dari jenis puisi yang ingin ditulis, kemudian perhatikan unsur puisi. Jika pembaca ingin  menulis puisi lama, maka irama, rima sajak harus ditentukan terlebih dahulu agar pesan yang ingin disampaikan dapat dimengerti oleh pembaca puisi.

Tahap kedua

Menentukan judul, penentuan judul di awal dapat mempermudah pembaca untuk membatasi ungkapan atau emosi yang ingin disampaikan melalui puisi.

Tahap ketiga

Proses kreatif yang dapat pembaca peroleh melalui membaca referensi serta puisi atau berimajinasi.
Dalam proses membuat puisi, penggunaan diksi tidak perlu terlalu sulit, cukup memulai dengan kata-kata yang familiar, dengan begitu pembaca akan mulai terbiasa untuk membuat ragam puisi lainnya. Selamat berpuisi.sinpo

Editor: Tarmizi Hamdi
Komentar: