Firasat Ismail Haniyeh Sebelum Dibunuh Israel

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Senin, 05 Agustus 2024 | 05:00 WIB
Ismail Haniyeh Pemimpin Hamas meninggal dibunuh Israel (Foto/Shafaq)
Ismail Haniyeh Pemimpin Hamas meninggal dibunuh Israel (Foto/Shafaq)

BeritaNasional.com - Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Ibu Kota Iran, Teheran mengguncang dunia Timur Tengah. Pembunuhan pemimpin Hamas itu semakin memanaskan konflik Israel-Palestina, Israel-Iran, dan Israel-Hizbullah,

Pembunuhan Haniyeh juga membahayakan negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas terkait perang di Gaza. Negosiasi gencatan senjata makin rumit saat Israel melakukan pembunuhan terhadap Haniyeh.

Dikutip dari CNN World, Haniyeh terkena serangan di kamar tempat dia menginap. Hamas menyatakan, Israel akan membayar harga atas kejahatan kejinya.

Namun sebelum meninggal terbunuh, Haniyeh sepertinya mempunyai firasat kalau ajalnya sudah dekat.

Haniyeh memberikan pesan terakhirnya kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ruhollah Ali Khamenei sebelum dia dibunuh di Teheran. 

Pada pertemuan itu, Haniyeh menyitir ayat Al-Quran tentang perjalanan hidup, kematian, keabadian, dan kekuatan saat menghadapi cobaan.

"Allah yang menghidupkan dan mematikan. Dan Allah Maha mengetahui semua tindakan. Jika seorang pemimpin pergi, pemimpin yang lain akan muncul," kata Haniyeh.

Lalu beberapa jam kemudian dia terbunuh dalam sebuah serangan di wisma tamunya yang dilakukan Israel.

Pernyataan tersebut disiarkan di televisi saat Haniyeh berbicara kepada Khamenei. Hal itu mencerminkan keyakinan Islam yang kokoh yang membentuk pandangan hidup dan pendekatan Haniyeh terhadap konflik Palestina dengan Israel. 

Pandangan itu diilhami oleh mendiang pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, yang pada 1980-an menyerukan jihad melawan Israel.

Israel memenjarakan dan membunuh Yassin pada 2004, tetapi Hamas tumbuh menjadi kekuatan militer yang kuat.

Saat masih hidup, Haniyeh mengungkapkan, Yassin mengajarkan mereka bahwa Palestina hanya dapat merebut kembali tanah air mereka yang diduduki Israel melalui perjuangan suci yang diwakili oleh senjata dan tekad rakyatnya.

Tidak seorang pun Muslim seharusnya meninggal di tempat tidurnya, sementara Palestina tetap diduduki. Haniyeh mengutip perkataan Yassin.

Dikutip dari VOA, bagi pendukung Palestina, Haniyeh dan seluruh pimpinan Hamas merupakan pejuang pembebasan Palestina dari pendudukan dan kekejaman Israel. Apalagi Israel melakukan genosida membabibuta membunuh penduduk sipil termasuk wanita dan anak-anak di Gaza.

Haniyeh mengatakan, ia belajar dari Sheikh Yassin mengenai pentingnya mencintai Islam dan pengorbanan untuk Islam. Tidak bertekuk lutut di hadapan para tiran yang keji dan lalim.

"Darah anak-anak saya tidak lebih berharga daripada darah anak-anak rakyat Palestina. Semua martir Palestina merupakan anak-anak saya," katanya Haniyeh usai kematian putra-putranya.

"Melalui darah para martir dan rasa sakit dari mereka yang terluka, kita menciptakan harapan, kita menciptakan masa depan, kita menciptakan kemerdekaan dan kebebasan bagi rakyat kita. Kita katakan kepada pendudukan bahwa darah ini hanya akan membuat kita lebih teguh dalam prinsip dan keterikatan kita pada tanah kita," tambahnya.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: