Konflik Timur Tengah, Paus: Serangan Tidak akan Menemukan Keadilan dan Perdamaian

Oleh: Dyah Ratna Meta Novia
Senin, 05 Agustus 2024 | 23:00 WIB
Paus Fransiskus berharap konflik di Timur Tengah tidak meluas (Foto/X Pope Francis)
Paus Fransiskus berharap konflik di Timur Tengah tidak meluas (Foto/X Pope Francis)

BeritaNasional.com - Rupanya pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Ibu Kota Iran, Teheran oleh Israel membuat situasi di Timur Tengah makin panas. Pembunuhan Hainyeh juga makin memanaskan konflik Israel-Palestina, Israel-Iran, dan Israel-Hizbullah,

Pembunuhan Haniyeh sangat membahayakan negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas untuk menghentikan perang di Gaza. Negosiasi gencatan senjata makin rumit dengan pembunuhan Haniyeh oleh Israel.

Paus Fransiskus berharap konflik di Timur Tengah yang kian memanas tidak semakin meluas. Paus mengaku khawatir dengan ketegangan di Timur Tengah.

"Serangan yang ditargetkan, dan pembunuhan bukanlah solusi. Serangan tidak akan menemukan keadilan dan perdamaian. Serangan hanya menimbulkan banyak kebencian dan balas dendam," kata Paus.

Dikutip dari Anadolu, Paus juga meminta agar pihak yang bertikai melakukan dialog sehingga dicapai gencatan senjata di Gaza. Ia juga meminta agar sandera segera dibebaskan, dan bantuan untuk warga Palestina disalurkan.

Namun Israel tutup mata. Israel terus menyerang Gaza tanpa peduli. Bahkan kini Israel pun saling serang dengan Hizbullah di Lebanon yang membuat banyak negara khawatir konflik Timur Tengah kian memanas.

Kini Kementerian Luar Negeri RI pun semakin khawatir dengan perkembangan konflik di kawasan Timur Tengah akhir-akhir ini. 

"Demi keselamatan dan keamanan, kami mengimbau kepada Warga Negara Indonesia (WNI) untuk sementara waktu tidak melakukan perjalanan ke Lebanon, Iran dan Israel, sampai kondisi keamanan membaik," kata Kementerian Luar Negeri.

"Kami juga mengimbau kepada para WNI yang berada di wilayah tersebut untuk terus meningkatkan kewaspadaan dan mengikuti langkah-langkah kontingensi yang diarahkan oleh Perwakilan RI," tambah Kementerian Luar Negeri.sinpo

Editor: Dyah Ratna Meta Novia
Komentar: